Rupiah Lagi Galau, Tadi Pagi Ngejreng Sekarang Turun Lagi

Rupiah menguat jadi Rp14.060 per dolar AS.

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (19/11/2020) pagi sempat dibuka menguat. Berdasarkan data RTI, rupiah menguat 38 poin atau 0,27 persen menjadi Rp14.060 per dolar AS.

Pada sesi siang ini, rupiah yang tadinya ngejreng di pagi hari harus turun 40 poin atau 0,28 persen menjadi Rp14.139 per dolar AS.

1. Data rupiah terhadap mata uang dunia hari ini

Rupiah Lagi Galau, Tadi Pagi Ngejreng Sekarang Turun LagiIlustrasi ambil uang di Bank (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Siang ini rupiah juga melemah hampir ke semua mata uang dunia kecuali won Korea yang naik 0,05 poin menjadi Rp12,69.

  • Rupiah melemah 13 poin menjadi Rp10.310 terhadap dolar Australia
  • Rupiah melemah 3 poin menjadi Rp2.152 terhadap yuan Tiongkok
  • Rupiah melemah 46 poin menjadi Rp16.758 terhadap euro
  • Rupiah melemah 9 poin menjadi Rp18.717 terhadap pound Inggris
  • Rupiah melemah 6 poin di level Rp1.824 terhadap dolar Hongkong
  • Rupiah melemah 0,39 poin menjadi Rp136,13 terhadap yen Jepang
  • Rupiah melemah 9 poin menjadi Rp10.524 terhadap dolar Singapura

Baca Juga: Rupiah Dibuka Perkasa tapi Melempem di Penutupan, Ada Apa?

2. Rupiah sempat terdesak oleh dolar AS karena sentimen eksternal

Rupiah Lagi Galau, Tadi Pagi Ngejreng Sekarang Turun LagiIlustrasi Uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Pada sesi penutupan Rabu sore, rupiah juga ditutup melemah 38 poin atau 0,27 persen menjadi Rp14.098 per dolar AS. Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah Rabu disebabkan karena sentimen eksternal sehingga membuat dolar AS menguat.

"Sentimen eksternalnya yang sangat kuat, meski secara internal sentimen dalam negeri juga kuat, tapi masih kalah dari sentimen penguatan dolar AS," kata Ibrahim kepada IDN Times, Rabu (18/11/2020).

3. Sebab-sebab dolar sempat menguat

Rupiah Lagi Galau, Tadi Pagi Ngejreng Sekarang Turun LagiIDN Times/Holy Kartika

Sentimen eksternal yang membuat dolar menguat antara lain Pilpres Amerika Serikat yang menuju masa peralihan presiden baru dari Donald Trump ke Joe Biden. Kedua adalah faktor pertemuan kongres AS antara partai Demokrat dan Republik untuk menggelontorkan stimulus dalam jumlah besar.

Faktor ketiga adalah lockdown di Eropa akibat kasus COVID-19 sehingga menekan perekonomian di benua biru tersebut. Lalu faktor keempat menguatnya dolar adalah pertemuan Inggris dan Uni Eropa pada minggu depan.

"Ini yg mengakibatkan indeks dolar fluktuatif dan menuju penguatan sehingga rupiah melemah," kata Ibrahim.

Baca Juga: Untung dan Rugi Investasi di Properti, Cek Dulu Sebelum Membeli Ya

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya