Rupiah Tembus Rp14.600 per Dolar, Bank Pelat Merah Belum Khawatir

Bank Indonesia punya jurus hadapi gejolak rupiah

Jakarta, IDN Times - Rupiah melemah dan tembus batas angka psikologis baru: Rp14.600 per dolar AS. Meski demikian, Himpunan Bank-Bank Negara (Himbara) tidak mengkhawatirkan kemampuan bayar debitur, khususnya importir menyusul pelemahan kurs rupiah pada Senin (13/8). 

Himbara terdiri dari empat bank besar di Indonesia, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk , PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan BTN.

1. Pelemahan rupiah sudah diperkirakan sejak awal 2018

Rupiah Tembus Rp14.600 per Dolar, Bank Pelat Merah Belum KhawatirANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Sekretaris Himbara Budi Satria di Jakarta, mengatakan sejak awal 2018 para bankir sudah meramalkan berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global. Sejak saat itu, bankir memitigasi risiko dengan membatasi penyaluran pinjaman berdenominasi valas.

Di samping itu, Budi mengklaim, kepatuhan debitur melakukan lindung nilai (hedging) utang valasnya sudah meningkat, sehingga risiko pembengkakan pengeluaran debitur karena selisih kurs bisa dikurangi.

"Bank Himbara konservatif dalam pinjaman valas. Masing-masing bank juga mengelola risiko profilnya dengan baik," ujar Budi.

2. Simulasi dan uji ketahanan

Rupiah Tembus Rp14.600 per Dolar, Bank Pelat Merah Belum KhawatirUnsplash/bady qb

Himbara juga sudah melakukan simulasi dan uji ketahanan (stress test) untuk melihat rentang kurs yang aman bagi kinerja perbankan. Budi enggan mengungkapkan rentang kurs itu. Namun, dia menilai kurs Rp14.600 per dolar AS, masih dalam rentang yang aman.

"Masih dapat kami kendalikan," kata Budi, yang juga Direktur Konsumer PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN).

Pada Senin ini, nilai tukar rupiah melemah hingga 157 poin menjadi Rp14.643 dibanding posisi sebelumnya Rp14.486 per dolar AS pada pembukaan perdagangan. BI menyebut tekanan terhadap rupiah hari ini karena rentetan aksi investor yang mewaspadai efek berlanjutnya tekanan perekonomian Turki ke pasar keuangan global. Pasar keuangan global sedang bergejolak karena kekhawatiran merambatnya imbas negatif dari gejolak sistem keuangan di Turki.

Mata uang Lira telah anjlok sedemikian parah. Per hari ini berada di posisi 7,24 Lira per dolar Amerika Serikat (AS). Angka itu menunjukkan Lira Turki telah melemah melebihi 40 persen sepanjang 2018.

Baca Juga: Melemah di Senin Pagi, Rupiah Tembus Rp14.600/Dolar

Jurus Bank Indonesia hadapi gejolak rupiah

Rupiah Tembus Rp14.600 per Dolar, Bank Pelat Merah Belum KhawatirKurs nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Bank Indonesia mengklaim masih bisa mengendalikan pelemahan nilai tukar rupiah, hari ini. Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendasrah mengatakan, Bank Sentral melakukan intervensi di pasar valas untuk memastikan likuiditas valas terjaga agar harga dolar AS tidak semakin tinggi.

"Sejauh ini (tekanan) masih bisa dikendalikan, sedang kami upayakan," kata Nanang.

Untuk mengantisipasi tekanan yang bisa saja semakin kuat, BI bersiap menjalankan dual intervensi dengan stabilisasi di pasar surat berharga negara (SBN). "BI stabilisasi di pasar valas. Sejauh ini (tekanan) masih bisa dikendalikan, sedang kami upayakan," ujar Nanang.

Untuk stabilisasi pasar finansial domestik, BI biasanya melakukan intervensi di pasar valas dan membeli surat berharga negara (SBN). Hal itu merupakan langkah yang kerap disebut BI sebagai intervensi ganda.

Baca Juga: Rupiah Melemah Karena Lira, Menkeu: Indonesia Beda dengan Turki

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya