Sempat Menguat, Rupiah Hari Ini Diprediksi Tertekan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (28/8/2020) pukul 09.17 WIB bergerak menguat 5 poin atau 0,03 persen menjadi Rp14.655 per dolar AS dari penutupan sehari sebelumnya Rp14.660 per dolar AS.
Meski sempat menguat, hanya berselang sekitar 15 menit, rupiah melemah 32 poin atau 0,21 persen menjadi Rp14.692 per dolar AS.
Dilansir dari ANTARA tertekannya rupiah seiring sinyal dovish atau pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral AS The Fed.
1. Berawal dari pesimisme kondisi ekonomi AS
Baca Juga: The Fed Pertahankan Kebijakan Moneter, Rupiah Melemah Jadi Rp14.600
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat, mengatakan, pidato Gubernur The Fed Jerome Powell pada Kamis, 27 Agustus 2020 di pertemuan para pejabat bank sentral dunia secara virtual memberikan gambaran yang dovish atau pesimis mengenai kondisi ekonomi AS dan ingin mendorong inflasi AS melebihi target inflasi saat ini di atas 2 persen.
"Ini memberi indikasi bahwa The Fed akan mengeluarkan kebijakan pelonggaran moneter yang mungkin lebih agresif untuk membantu memulihkan ekonomi AS. Sikap ini mendukung pelemahan nilai tukar dolar AS," ujar Ariston.
2. Pasar menangkap inflasi AS akan lebih tinggi
Editor’s picks
Tapi di sisi lain, lanjut Ariston, pernyataannya ditangkap oleh pelaku pasar bahwa inflasi di AS ke depan akan lebih tinggi dari saat ini.
"Inflasi yang naik biasanya mendorong penguatan nilai tukarnya sehingga semalam dollar AS menguat terhadap nilai tukar lainnya," katanya.
Ariston mengatakan, secara keseluruhan sikap The Fed tersebut akan memberikan sentimen positif ke depan untuk aset berisiko karena memberikan stimulus ke pasar untuk mendorong kenaikan inflasi dan membantu pemulihan ekonomi di AS.
"Tapi reaksi pasar semalam dengan penguatan dolar AS mungkin akan terbawa ke pasar Asia pagi ini yang bisa memberikan tekanan ke nilai tukar emerging market," ujar Ariston.
3. Rupiah masih berpotensi menguat
Menurut Ariston, rupiah mungkin bisa tertekan di awal perdagangan terhadap dolar AS dan bisa saja menguat di akhir perdagangan dengan sentimen di atas.
Ariston memperkirakan rupiah berpotensi melemah di kisaran Rp14.550 per dolar AS hingga Rp14.750 per dolar AS.
Pada Kamis 27 Agustus 2020, rupiah ditutup menguat 18 poin atau 0,12 persen menjadi Rp14.660 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.678 per dolar AS.
Baca Juga: Duh, Tren Rupiah Melemah Nih, Apa kata Bank Indonesia?