Viral Pembeli Ngamuk dan Rendahkan Kurir Saat COD

Pengamat bilang sistem COD ini sulit dihilangkan, kenapa?

Jakarta, IDN Times - Sebuah video berdurasi 2 menit 20 detik memperlihatkan seorang pembeli yang mengamuk dan memaki kurir yang mengantarkan paket untuk layanan Cash on Delivery (COD). Video yang diunggah akun Ardian Panca K. @arianpancaa di Twitter pada 12 September 2021 itu kini telah mendapatkan lebih dari 17.300 Likes, 3.572 Quote Tweet dan 6.015 Retweet.

Dalam video itu tampak seorang laki-laki dengan pakaian putih dan celana pendek memaki sambil menunjuk-nunjuk ke kurir yang mengantarkan paket.

"Eh pakai otak kamu, tahu gak. Saya mau nyolong? Rumah saya ada. Saya buka dulu. Kalau gak bagus, saya gak ambil. Lihat, kamu pakai otak, lihat orang. Saya belum pernah marah loh. Kamu bikin saya naik darah. Baru beginian saya bilang. Kamu bikin saya naik darah," kata laki-laki penerima paket kepada kurir.

"Kalau sesuai saya ambil, kalau gak sesuai gak, bukan urusan kamu. Saya klaim, kamu bawa lagi. Kamu jangan begitu, lihat rumah orang di mana. Kalau saya di pinggir jalan, kamu boleh khawatir seperti itu," tambahnya.

Baca Juga: Mengenal Budisatrio, Keponakan Menhan Prabowo yang Viral

1. Upaya kurir untuk menjelaskan terus dibantah pembeli

Viral Pembeli Ngamuk dan Rendahkan Kurir Saat CODViral video memperlihatkan seorang pembeli yang mengamuk dan memaki kurir yang mengantarkan paket untuk layanan cash on delivery (COD). (Twitter.com/ardianpancaa)

Dalam video tersebut, sang kurir mencoba untuk menjelaskan layanan COD kepada konsumen. Dalam sistem COD, pembeli wajib membayar terlebih dahulu sebelum menerima barangnya sesuai dengan aturan yang berlaku.

Namun, upaya itu terus mendapat bantahan dari pembeli.

"Mau SOP atau enggak, kamu pakai otak. Kalau saya mau nyolong, lihat apa. Pakai otak kamu. Gak suka kamu balik lagi ke sini, aduin. Masa orang kayak gini mau nyolong. Kalau sobek tentu saya lihat dulu. SOP, SOP, t** kucing SOP-nya. Kamu lihat, pakai otak. Kamu lihat, tampang saya emang tukang colong apa. Sesuai gak, gak sesuai saya balikin," kata penerima paket tersebut sambil membuka paket dengan gunting.

Baca Juga: Kemnaker Carikan Solusi Problem Kurir E-commerce

2. Banyak warganet yang membela kurir

Viral Pembeli Ngamuk dan Rendahkan Kurir Saat CODIlustrasi Ojek Online (IDN Times/Sukma Shakti)

Video tersebut mengundang banyak reaksi warganet dan membela kurir. Salah satunya akun temennya jendeuki, @tidakpercuma.

"HARUSNYA BAPAK YANG PAKE OTAK!!! SEJAK KAPAN PAKET DIBUKA DIDEPAN KURIR TERUS KALO GA SESUAI DIBALIKIN LAGI KE KURIR. DIKIRA TUGAS KURIR NUNGGUIN LU BUKA PAKET BARU BAYAR??? TERUS BUAT APA ADA SISTEM REFUND/CLAIM KALO SEMUA BARANG BERMASALAH DIBALIKIN KE KURIR. SAYA JADI EMOSI," ujarnya.

"Biasanya nih ya yang selalu ngomong 'Pake Otak' justru dia yang ga ga pernah pake otak. Dikasih tau ada SOP nya lebih galak dia. Mending dihapus aja tuh sistem COD. Atau ngga, sistem COD itu ada di akun tertentu, bukan default," timpal akun Ga Punya Privilege @mayhudaaa.

Warganet lain justru berharap sistem COD ini dihapus, salah satunya diungkapkan akun Bobby @bobbyleks.

"Mending dihapus aja sistem COD gini, kasihan kurirnya jadi bulan-bulan pembeli geblek," katanya.

3. Pengamat nilai sistem COD sulit dihapuskan

Viral Pembeli Ngamuk dan Rendahkan Kurir Saat CODViral video memperlihatkan seorang pembeli yang mengamuk dan memaki kurir yang mengantarkan paket untuk layanan cash on delivery (COD). (Twitter.com/ardianpancaa)

Peneliti Muda di Institute of Governance and Public Affairs, Universitas Gadjah Mada, Arif Novianto sistem COD sudah tidak relevan saat ini. Sistem COD, katanya, tetap dibuat karena ada ketidakpercayaan konsumen saat membeli di marketplace atau karena persoalan konsumen tidak mau ribet membuat dompet digital atau transfer melalui bank terlebih dahulu untuk membeli.

"Itu mengapa, data dari Lokadata tahun 2019 menunjukkan bahwa dari total transaksi, 73 persennya melalui COD. Data terbaru saya gak tau seperti apa," kata Arif kepada IDN Times, Senin (13/6/2021).

Arif menilai sistem COD sulit dihapus jika hanya mendesak pihak e-commerce atau perusahaan antarbarang saja karena alasan di atas.

"Sehingga yang diperlukan adalah mendesak pihak regulator untuk mengevaluasi sistem COD ini, sekaligus berupaya memberingan payung hukum agar perusahaan memberikan kerja layak dan adil bagi kurir," ujar Arif menjelaskan.

Baca Juga: Dokter Viral di Enrekang Tanggapi Polisi: Saya Takut Bohong

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya