Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hims Pangkas 4 Persen Pekerja akibat Larangan Obat Penurun Berat Badan

Ilustrasi PHK (freepik.com/freepik)
Ilustrasi PHK (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Hims & Hers Health Inc. memangkas lebih dari 4% tenaga kerja setelah larangan FDA terhadap penjualan obat penurun berat badan versi generik.
  • Larangan FDA terhadap semaglutide generik memaksa Hims menghentikan penjualan kecuali untuk resep khusus, berdampak signifikan terhadap pendapatan dan menurunkan saham perusahaan.

Jakarta, IDN Times – Perusahaan telehealth Hims & Hers Health Inc. memangkas lebih dari 4 persen tenaga kerja pada Jumat (30/5/2025), menyusul larangan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) terhadap penjualan obat penurun berat badan versi generik yang selama ini menjadi sumber utama pendapatan.

Langkah ini menandai perubahan strategi Hims dalam menghadapi regulasi ketat dan persaingan di pasar obat penurun berat badan berbasis GLP-1. Sekitar 68 dari lebih 1.600 karyawan di berbagai divisi terdampak kebijakan ini.

1. Alasan pemangkasan tenaga kerja

PHK Karyawan (ANTONI SHKRABA production/Paxel.com)
PHK Karyawan (ANTONI SHKRABA production/Paxel.com)

Hims & Hers mengonfirmasi pengurangan karyawan sebagai bagian dari fokus pada pertumbuhan jangka panjang. Kebijakan ini diambil setelah FDA melarang penjualan semaglutide generik, yang sebelumnya mendorong pertumbuhan pesat.

“Meski sulit, langkah ini mencerminkan komitmen kami untuk berinvestasi di masa depan,” kata juru bicara Hims.

Larangan FDA diberlakukan sejak semaglutide— bahan aktif Wegovy dan Ozempic dari Novo Nordisk— tidak lagi masuk daftar kekurangan stok per Februari 2025. Apotek peracikan pun dilarang memproduksi versi generik massal, memaksa Hims menghentikan penjualan kecuali untuk resep khusus. Hal ini berdampak signifikan terhadap pendapatan.

Keputusan ini juga dipengaruhi penurunan saham Hims sebesar 40 persen sejak pengumuman FDA. Analis memprediksi perusahaan akan memperkuat lini obat bermerek dan layanan telehealth lain guna mempertahankan daya saing.

2. Dampak larangan FDA terhadap strategi bisnis

Larangan FDA mengubah strategi bisnis Hims secara drastis. Sejak Mei 2024, Hims menawarkan semaglutide generik seharga 199 dolar AS (Rp3,2 juta) per bulan, jauh lebih murah dibandingkan Wegovy seharga 1.349 dolar AS (Rp21,8 juta). Ini mendorong lonjakan penjualan 69 persen menjadi 1,5 miliar dolar AS (Rp24,4 triliun) pada 2024.

Namun, kebijakan baru FDA mulai berlaku 22 April untuk apotek berlisensi dan 22 Mei untuk fasilitas outsourcing.

“Kami harus mematuhi aturan untuk melayani pasien dengan baik,” kata juru bicara Novo Nordisk, Brandon Moore, dikutip dari CNBC International.

Sebagai respons, Hims mencari alternatif, termasuk kemitraan dengan Novo Nordisk untuk menjual Wegovy bermerek.

Kini, Hims fokus pada diversifikasi produk, seperti Zepbound dari Eli Lilly dan liraglutide generik. Meski efektivitas liraglutide lebih rendah (6,4 persen penurunan berat badan) dibandingkan semaglutide (15,8 persen), langkah ini dianggap penting untuk menjaga pangsa pasar di tengah regulasi ketat.

3. Kemitraan baru dan proyeksi masa depan

Produk obat Hims & Hers Health (Dok Hims & Hers Health Inc)
Produk obat Hims & Hers Health (Dok Hims & Hers Health Inc)

Untuk mengatasi dampak larangan FDA, Hims menjalin kemitraan strategis dengan Novo Nordisk pada 29 April 2025. Wegovy kini ditawarkan lewat platform telehealth mereka seharga 499 dolar AS (Rp8,1 juta) per bulan—diskon signifikan dari harga aslinya.

Kemitraan ini, yang juga melibatkan Ro dan LifeMD, mendongkrak saham Hims hingga 23 persen  pada hari pengumuman.

“Kemitraan ini menjadi perubahan besar dari dua tahun terakhir,” ujar CEO Hims Andrew Dudum, dikutip dari Hindustan Times.

Hims menambahkan, Zepbound, Mounjaro dari Eli Lilly, dan liraglutide generik ke platform sejak 1 April 2025 untuk memperluas jangkauan pasar. Namun, analis Bank of America meragukan potensi pendapatan besar dari obat bermerek dengan harga tinggi.

“Kemungkinan kecil konsumen membeli GLP-1 bermerek seharga 1.899 dolar AS (Rp30,9 juta) per bulan lewat Hims,” ujar analis Allen Lutz, dikutip dari Yahoo Finance.

Meski penuh tantangan, Hims optimistis terhadap rencana jangka panjang. Dengan mantan eksekutif Amazon Nader Kabbani sebagai COO, perusahaan menargetkan pendapatan 6,5 miliar dolar AS (Rp105,8 triliun) dan EBITDA 1,3 miliar dolar AS (Rp21,1 triliun) pada 2030, serta ekspansi ke layanan kesehatan seperti menopause, testosteron rendah, dan diagnostik.

Namun, keberhasilan strategi ini sangat bergantung pada kemampuan Hims beradaptasi dengan regulasi dan persaingan pasar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us