HSBC Tutup Unit Perbankan Bisnis di AS, Puluhan Karyawan Kena PHK

- HSBC menutup unit bisnis di AS sebagai strategi fokus pada pasar Asia dan Timur Tengah yang lebih menjanjikan.
- Penutupan unit ini bertujuan mengurangi kompleksitas operasional dan merespons kondisi ekonomi global serta kebijakan perdagangan AS.
Jakarta, IDN Times - HSBC Holdings Plc mengumumkan penutupan unit perbankan bisnis di Amerika Serikat (AS) pada Jumat (30/5/2025) sebagai bagian dari strategi penyederhanaan operasional. Langkah ini memperkuat fokus bank pada pasar Asia dan Timur Tengah yang dianggap lebih menjanjikan.
Keputusan ini diambil di tengah tekanan ekonomi global dan hasil keuangan yang kurang memuaskan di Amerika Utara. Penutupan tersebut berdampak pada ribuan klien serta puluhan karyawan yang akan terkena pemutusan hubungan kerja.
1. Alasan strategis di balik penutupan
HSBC menyatakan, penutupan ini bertujuan mengurangi kompleksitas dan meningkatkan efisiensi operasional. Bank telah lama berencana keluar dari pasar yang kurang kompetitif, termasuk AS, untuk memperkuat posisinya di Asia. Langkah ini merupakan bagian dari restrukturisasi global yang diumumkan sejak Oktober 2024.
“Kami ingin memfokuskan sumber daya pada wilayah dengan keunggulan kompetitif dan potensi pertumbuhan lebih tinggi, seperti Asia dan Timur Tengah,” ujar juru bicara HSBC, dikutip dari Yahoo Finance.
Penutupan ini juga merupakan respons terhadap kondisi ekonomi global dan kebijakan perdagangan AS.
Sebelumnya, HSBC telah menjual sejumlah aset di AS, termasuk operasional perbankan ritel kepada Citizens Bank dan Cathay Bank pada 2022. Penutupan unit bisnis ini menjadi langkah lanjutan untuk mengecilkan eksposur di pasar yang tidak lagi menjadi prioritas, dilansir The Wall Street Journal.
2. Dampak pada klien dan karyawan
Penutupan unit ini akan mempengaruhi sekitar 4.500 klien, mayoritas dari sektor usaha kecil dan menengah. HSBC berupaya mengalihkan mereka ke bank lain dan memastikan proses transisi berlangsung lancar.
Sebanyak 40 karyawan terdampak PHK. Kebijakan ini menuai kritik karena dinilai mengorbankan tenaga kerja demi efisiensi.
“Kami akan memberikan dukungan melalui paket kompensasi dan bantuan pencarian kerja,” kata salah satu eksekutif senior HSBC.
Keputusan ini mencerminkan tantangan bank global dalam mempertahankan operasi di pasar dengan margin keuntungan rendah. HSBC berharap pengalihan fokus ke Asia dapat mendorong pertumbuhan pendapatan jangka panjang, meski menimbulkan kekhawatiran di kalangan klien AS.
3. Fokus pada pasar Asia dan Timur Tengah
Asia telah menjadi pusat strategi pertumbuhan HSBC, dengan China dan Hong Kong sebagai pasar utama. Pada Maret 2025, CEO Georges Elhedery menegaskan komitmen mendukung ekspansi perusahaan China ke pasar global, memanfaatkan rantai pasok regional.
“Asia tetap menjadi motor pertumbuhan global. Kami akan terus berinvestasi untuk memperkuat posisi di wilayah ini,” kata Elhedery, dikutip dari South China Morning Post.
HSBC juga memperluas layanan private banking dan wealth management guna menangkap peluang dari kelas menengah yang berkembang.
Restrukturisasi operasional menjadi dua divisi utama — Eastern Markets (Asia-Pasifik dan Timur Tengah) dan Western Markets (Eropa dan Amerika Utara) — diharapkan menghemat biaya hingga 300 juta dolar AS (Rp4,8 triliun) pada 2025, dikutip Euronews. Struktur ini dirancang agar HSBC lebih lincah di pasar yang dinilai lebih menguntungkan.