Jakarta, IDN Times - Setelah satu minggu terakhir Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah, IHSG berhasil menguat 1,38 persen ke level 5.907 pada awal pekan ini.
Meski demikian aksi jual investor asing masih tercatat tinggi. Hari ini, Senin (20/5), investor asing tetap mencatatkan penjualan bersih Rp642,75 miliar di pasar saham. Sementara dalam satu pekan terakhir, asing sudah mencatatkan jual bersih Rp3,58 triliun
Analis Panin Sekuritas, William Hartanto mengatakan asing kembali kabur dari pasar saham lantaran masih mengantisipasi pengumuman resmi KPU pada 22 Mei mendatang, terkait hasil rekapitulasi suara calon presiden dan calon wakil presiden 2019-2024.
"Mereka masih antisipasi pada tanggal 22 mei, kalau mereka damai saya kira mereka akan kembali lagi," katanya saat dihubungi IDN Times, (20/5).
Kendati demikian, Valdy Kurniawan Analis Phintacro Sekuritas memprediksi, besok (20/5), investor akan kembali melakukan aksi profit taking. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi situasi pada pengumuman hasil Pemilu 2019 pada 22 Mei.
"Potensi profit taking tersebut bisa kembali menekan IHSG ke kisaran 5.875 besok," jelasnya.
Terkait menguatnya IHSG hari ini, Valdy menjelaskan, sentimen investor kembali rasional dengan melihat kinerja fundamental tiap-tiap emiten dengan saham blue chip yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal senada juga disampaikan oleh William Hartanto. Menurutnya, IHSG kembali menguat karena masuknya dana BPJS pada saham blue chips.
"Aturan dana pensiun, BPJS memang rata-rata masuk ke saham-saham seperti itu," jelasnya.
Di samping itu analis Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya optimis IHSG akan segera menguat. Lantaran aliran dana asing (capital inflow) secara year to date, masih menunjukkan bahwa IHSG masih menjadi salah satu tujuan investasi dari investor, baik dalam maupun luar negeri.
Mengutip data RTI, asing memang melakukan beli bersih sebesar Rp52,79 triliun secara year to date.
Adapun saham-saham yang menarik untuk di perdagangkan pada esok hari. Di antaranya, Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), Wijaya Karya Tbk (WIKA), Semen Indonesia Tbk (SMGR), dan Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL).