Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Harga Naik (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG kembali ditutup bertenaga 89, 24 poin atau 1,56 persen ke level 5.813,98 pada perdagangan Rabu (2/12/2020). Sebanyak 289 saham menguat, 183 saham melemah, dan 157 saham tidak mengalami perubahan.

Saham-saham di sektor pertambangan menguat 2,66 persen, aneka industri menguat 2,63 persen, dan infrastruktur menguat 2,12 persen menjadi penopang penguatan IHSG hingga akhir sesi perdagangan.

1. Investor asing optimistis terhadap out look komoditas tambang

Ilustrasi grafik (IDN Times/Arief Rahmat)

Kepala Riset Relience Sekuritas, Lanjar Nafi, mengatakan optimismistis investor terhadap outlook komoditas tambang di 2021 yang merupakan bahan dasar pembuatan baterai kendaraan listrik, masih menjadi faktor utama yang menyebabkan komoditas tambang menguat.

Selain itu, rentetan data indeks kinerja PMI manufaktur dan inflasi di Indonesia yang cukup baik, masih mampu mendorong penguatan IHSG hingga menghapus pelemahan yang terjadi di akhir bulan November lalu.

2. Investor asing lakukan aksi beli

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Adapun Investor asing tercatat melakukan aksi beli pada pasar reguler sebesar Rp15,03 miliar, sedangkan total dari keseluruhan pasar net sell sebesar Rp155,31 miliar.

Saham-saham yang dibeli asing hari ini di antaranya PT Bank Central Asia Tbk atau BBCA, PT Sarana Menara Nusantara Tbk atau TOWR, PT Asrta International Tbk atau ASII.

3. Indeks saham Asia ditutup bervariasi

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Indeks saham Asia ditutup bervariasi. Indeks HangSeng melemah 0,10 persen dan CSI300 atau menguat 0,00 persen sedangkan Indeks Nikkei menguat 0,05 persen dan TOPIX menguat 0,32 persen naik mengiringi kontrak berjangka ekuitas AS dan Eropa yang turun.

"Investor mempertimbangkan kembali pembicaraan stimulus di AS dan kemajuan vaksin COVID-19. Yuan di Tiongkok terkoreksi setelah Joe Biden dikabarkan tidak akan segera menghapus tarif barang-barang Tiongkok," kata Lanjar.

Editorial Team