Belajar Online Marketing, Fasta Bakery Raup Omzet Rp50 Juta per Bulan

Konten marketing dan copywriting membantu menjangkau pasar

Jakarta, IDN Times - Menggeluti online marketing menjadi salah satu upaya untuk mempertahankan bisnis di tengah gempuran COVID-19. Strategi itulah yang saat ini tengah dijalankan Fastabiqul Khoirot. Pria 27 tahun yang akrab disapa Fasta ini memiliki tiga kanal bisnis, yaitu bakery, madu murni, dan outbound di Kecamatan Tuban, Jawa Timur.

Baca Juga: Ini 5 Bisnis Online yang Tren di Era Pandemik COVID-19 

1. Omzet Fasta Bakery mencapai Rp50 juta per bulan

Belajar Online Marketing, Fasta Bakery Raup Omzet Rp50 Juta per BulanIlustrasi Uang Rupiah (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

Baca Juga: Ini 4 Tips untuk Tingkatkan Omzet bagi Usaha Kecil di 2021

Fasta Bakery menjadi bisnis terlama yang digeluti oleh Fastabiqul Khoirot. Bisnis tersebut merupakan bisnis keluarga yang telah dibangun sejak 2007.

Bisnis tersebut dimulai dari sebuah donat kentang buatan sang ibu yang hanya dijual dengan berkeliling kampung. Saat itu, Fasta yang masih kelas 5 SD membantu ibunya berjualan. Hingga pada 2012, Fasta dan ibunya memutuskan untuk tidak lagi berkeliling dan berjualan di rumah saja.

"Saat ini Fasta Bakery telah memiliki tujuh orang karyawan dengan omzet sekitar Rp40-Rp50 juta per bulan," ungkap Fasta, Jumat (12/2/2021).

Menyambut perayaan valentine kali ini, Fasta Bakery gencar mempromosikan varian Cake Love. Kue berbentuk hati ini dapat dipesan para pelanggan yang ingin merayakan hari kasih sayang dapat mengirimkan tanda kasihnya. Pelanggan dapat memesan kue ini minimal tiga hari sebelum perayaan valentine dan Fasta Bakery dapat mengirimkannya langsung kepada penerima.

2. Pelatihan konten marketing dan copywriting membantu Fasta menjangkau pasar lebih luas

Belajar Online Marketing, Fasta Bakery Raup Omzet Rp50 Juta per BulanIlustrasi belanja online (IDN Times/Arief Rahmat)

Kesuksesan Fasta Bakery tak lepas dari pelatihan-pelatihan online yang diikutinya. Saat pandemik mulai menyerang, Fasta memiliki waktu luang yang lebih banyak. Kesempatan ini digunakan untuk  menambah ilmu dan wawasan baru dengan mengikuti pelatihan Digital Entrepreneurship Academy yang diselenggarakan oleh Kemenkominfo bersama Google Indonesia.

Saat itu Fasta mulai tersadar untuk mempromosikan usahanya secara online untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Sebab, ia sebelumnya hanya menargetkan orang-orang di daerah sekitar Tuban.

“Saya sangat tertarik pada materi mengenai konten marketing dan copywriting karena sesuai dengan kebutuhan saya untuk mempromosikan lewat media sosial," ucap Fasta.

3. Fasta memanfaatkan media sosial untuk berpromosi

Belajar Online Marketing, Fasta Bakery Raup Omzet Rp50 Juta per BulanIlustrasi Belanja E-commerce (IDN Times/Arief Rahmat)

Setelah pelatihan, Fasta langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat dengan mendaftarkan usahanya pada Google Bisnisku. Kini, Fasta jadi lebih mengerti cara memanfaatkan media sosial untuk berpromosi dengan membuat konten dan feed yang menarik untuk dikunjungi para pelanggan.

"Kepercayaan diri saya meningkat setelah mengikuti pelatihan ini karena banyak menemukan wawasan dan ilmu baru yang bisa diaplikasikan dalam usaha keluarga saya. Selain itu, saya juga menjadi lebih semangat dan percaya diri untuk membuat usaha yang Ibu saya rintis sedari dulu menjadi lebih berkembang dan semakin maju lagi,” tutur Fasta.

Saat ini, Fasta Bakery sudah memiliki rating bintang 4,5 di Google Bisnisku, dan juga telah memiliki sebuah website. Kedua hal ini menjadi wadah untuk menampung testimoni para pelanggan sekaligus untuk meningkatkan kepercayaan konsumen. Selain itu, hal ini diakui Fasta dapat memudahkan pelanggan jika ingin datang ke toko. 

Baca Juga: Tips bagi Kamu yang Mau Ganti Haluan ke Bisnis Online

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya