Ekonom: Virus Corona Belum Berpengaruh ke Pasar Finansial Asia 

Iklim investasi saat ini masih kondusif

Jakarta, IDN Times - Virus corona dinilai belum berpengaruh ke ekonomi dan pasar finansial Asia. Menurut Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Katarina Setiawan, masih terlalu dini untuk memprediksi hal itu.

Berkaca dari kasus-kasus epidemik yang pernah terjadi, seperti SARS, avian flu, MERS dan swine flu, terlihat bahwa dampaknya tidak melumpuhkan pasar Asia, apalagi Indonesia.

"Dampak paling besar untuk ekonomi atau pasar finansial Tiongkok timbul dari SARS berlangsung kurang dari 5 bulan. Pada waktu itu MSCI China turun sekitar 5 persen. Sedangkan untuk penyakit menular lain, dampaknya kecil," ujar Katarina di Jakarta, Selasa (11/2).

Baca Juga: Ekonomi Indonesia Terancam Turun 0,3 Persen karena Virus Corona

1. Iklim investasi saat ini masih kondusif

Ekonom: Virus Corona Belum Berpengaruh ke Pasar Finansial Asia Ilustrasi investasi (IDN Times/Mia Amalia)

Menurut dia, respons cepat dari pemerintah berbagai negara saat ini diharapkan lebih efektif meredam dampak negatif dari virus corona terhadap ekonomi maupun pasar finansial. Dengan iklim investasi yang lebih kondusif, kata dia, diperkirakan arus dana dari investor global ke negara-negara emerging market, terutama di Asia, akan semakin besar.

"Tidak terkecuali di Indonesia. Apalagi diperkirakan pertumbuhan laba korporasi tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Tentunya ini akan sangat mendukung pasar saham Indonesia. Katalis positif lainnya untuk pasar saham Indonesia adalah policy reforms yang akan dilakukan pemerintah. Kebijakan ini akan semakin mendukung pasar saham Indonesia yang diperkirakan akan membaik secara bertahap," ungkapnya.

2. Ada potensi menarik di sektor perbankan hingga telekomunikasi

Ekonom: Virus Corona Belum Berpengaruh ke Pasar Finansial Asia Ilustrasi investasi. IDN Times/Mia Amalia

Adapun untuk sektor pilihan, lanjut Katarina, ada tiga sektor yang masih memberikan potensi menarik di 2020. Pertama, sektor yang diuntungkan dengan penurunan suku bunga, seperti sebagian perbankan, properti, dan konstruksi.

"Kedua, sektor industri metal, seperti nikel. Ketiga, sektor telekomunikasi," jelasnya.

3. Perekonomian 2020 diprediksi lebih baik dibanding 2019

Ekonom: Virus Corona Belum Berpengaruh ke Pasar Finansial Asia IDN Times/Mela Hapsari

Sementara untuk pasar obligasi, kata dia, kombinasi dari kebijakan disiplin fiskal dan suku bunga rendah, serta target penerbitan obligasi yang lebih rendah di tahun ini dapat mendukung pergerakan pasar obligasi Indonesia di 2020. Menurut dia, suku bunga Indonesia adalah salah satu yang paling menarik di dunia.

"Tentunya masih banyak tantangan yang ada, seperti kondisi geopolitik dimana-mana, seperti virus corona, defisit neraca berjalan Indonesia, dan beberapa tantangan lain. Namun secara umum, kondisi di tahun 2020 diperkirakan akan lebih baik dibandingkan di tahun 2019," kata Katarina.

Baca Juga: Ekonomi Tiongkok Melambat karena Corona, Pemerintah Siapkan Antisipasi

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya