Pernah Jadi 'Hantu', Bahlil Ajak Pengusaha Penjegal Investasi Taubat

Bahlil mengaku pernah menjadi 'hantu' juga

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut bakal mengajak para pengusaha mafia atau 'hantu' untuk bertaubat. Sebagai mantan pengusaha, kata Bahlil, ia tahu selalu ada potensi nepotisme. Hal itu telah menghambat proses masuknya investasi.

"Ya namanya saya mantan pengusaha, itu kan biar kecil-kecil ada lah potensi dosa-dosa itu. Ya karena saya jadi pejabat negara sekarang saya mewakafkan diri untuk menghapus nepotisme dosa-dosa itu," ujar Bahlil usai seminar nasional di Wisma Antara, Jakarta Pusat, Senin (3/2).

1. Proses investasi akan dikawal hingga akhir

Pernah Jadi 'Hantu', Bahlil Ajak Pengusaha Penjegal Investasi TaubatIDN Times/Hana Adi Perdana

Bahlil mengatakan, saat ini BKPM fokus mengawal para investor untuk mempermudah perizinan. Menurut dia, pihaknya akan mengawal proses investasi sampai financial closing. 

"Setelah itu kita kawal sampai eksekusi, gak boleh ada yang ganggu dia. Makanya BKPM kerja sama dengan polisi, jaksa, sama pemda setempat. Gak boleh diganggu," ujarnya.

Baca Juga: Jadi Calon Menteri Jokowi, Bahlil Lahadalia Dulu Sopir Angkot

2. Bahlil harus berhadapan dengan teman-temannya yang menjadi mafia

Pernah Jadi 'Hantu', Bahlil Ajak Pengusaha Penjegal Investasi TaubatIDN Times / Auriga Agustina

Menurut Bahlil, problemnya sangat besar dan tidak mudah. Sebab, ia harus berhadapan dengan para 'hantu' yang tak lain teman-temannya sendiri. 

"Mereka masih jadi hantu tapi saya sudah taubat jadi hantu. Saya sampaikan ke teman-teman, sudah cukup lah kita bermain-main," kata Bahlil. 

3. Bahlil optimistis bisa menyelesaikan persoalan para mafia

Pernah Jadi 'Hantu', Bahlil Ajak Pengusaha Penjegal Investasi TaubatIDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Meski tak mudah, kata Bahlil, ia yakin BKPM mampu menyelesaikan persoalan para mafia tersebut. Ia mencontohkan saat berhasil menyelesaikan masalah tumpang tindih lahan investasi Lotte Chemical di Cilegon, Banten hanya dalam 3 bulan setelah menjabat. Padahal, masalah itu berlangsung selama tiga tahun.

"Lotte itu investasinya US$4,2 miliar. Tiga tahun lebih itu mampu melahirkan produk substitusi impor. Masalahnya ada di daerah, ada di tanah pemain lokal, jadi terpaksa kita selesaikan secara adat. Sebagai mantan pemain di lapangan, masa kita dibohongi oleh mereka? Kan jadi lucu," tuturnya.

Baca Juga: Larangan Ekspor Bijih Nikel Dipercepat, Bahlil: Itu Tak Langgar Aturan

Topik:

  • Rochmanudin
  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya