Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah kembali mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Kamis (14/11/2024) pagi.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengawali pagi ini di level Rp15.840 per dolar AS, melemah sebesar 56 poin atau sekitar 0,35 persen dibandingkan dengan penutupan sebelumnya.
Pengamat pasar keuangan, Lukman Leong, memperkirakan nilai tukar rupiah akan terus melemah terhadap dolar AS. Hal itu disebabkan oleh penguatan dolar AS yang berlanjut setelah data menunjukkan peningkatan tingkat inflasi di negara tersebut.
"Pernyataan hawkish dari beberapa pejabat The Fed juga ikut mendukung dolar AS," tambahnya.
Hawkish adalah sikap atau pandangan yang cenderung mendukung pengetatan kebijakan, seperti menaikkan suku bunga. Sikap itu biasanya muncul ketika ekonomi dianggap memerlukan penyeimbangan agar inflasi tidak meningkat terlalu tinggi.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menyatakan kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden (pilpres AS) menambah ketidakpastian terhadap prospek inflasi.
Trump diperkirakan akan menerapkan kebijakan ekspansif selama masa jabatan keduanya, yang berpotensi meningkatkan inflasi dan suku bunga.
"Kemenangan pemilihan Trump menambah ketidakpastian atas prospek inflasi," ujar Ibrahim.
Menurut perkiraan Lukman, rupiah akan bergerak dalam rentang Rp15.750 hingga Rp15.900 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.
Sementara Ibrahim memprediksi rupiah akan bergerak fluktuatif dan ditutup melemah dalam rentang Rp15.770 hingga Rp15.850 per dolar AS.