Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sri Mulyani: Trump Jadi Presiden AS Bikin Kurs Rupiah Tertekan

Menteri Keuangan, Sri Mulyani (IDN Times/Ilman)
Intinya sih...
  • Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan dampak kembali terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS bagi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
  • Trump yang kembali naik tampuk kepemimpinan di AS semakin menegaskan sentimen menguat bagi dolar AS yang terjadi selama sepekan terakhir.
  • Kurs rupiah justru menguat signifikan terhadap dolar Amerika Serikat pada penutupan perdagangan Kamis (7/11/2024) sore, dan berlanjut pada perdagangan Jumat (8/11/2024) pagi.

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan dampak kembali terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) bagi nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS.

Sri Mulyani menilai kembalinya Trump sebagai orang nomor 1 di Negeri Paman Sam memberikan tekanan tersendiri bagi kurs rupiah dalam menghadapi dolar AS.

"Dolar index mengalami penguatan sehingga nilai tukar rupiah kita kemarin cenderung dalam minggu ini mengalami tekanan. Namun, overall nilai tukar kita mengalami koreksi 2,68 persen," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, di Jakarta, Jumat (8/11/2024).

1. Sentimen menguat dolar AS atas terpilihnya kembali Trump sebagai Presiden AS

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (x.com/realDonaldTrump)

Sri Mulyani mengakui, Trump yang kembali naik tampuk kepemimpinan di AS semakin menegaskan sentimen menguat bagi dolar AS yang terjadi selama sepekan terakhir.

Dolar AS semakin perkasa ditambah dengan sentimen positif dari pemangkasan suku bunga Bank Sentral AS atau The Fed. Mata uang rupiah yang menguat hingga Oktober lalu pun terpaksa bertekuk lutut saat melawan dolar AS pekan ini.

"Kalau kita lihat pergerakan nilai tukar kita sempat mengalami penguatan yang cukup kuat sampai dengan Oktober yang lalu, bahkan nilai tukar kita mencapai Rp15.200. Kemudian terjadi lagi sentimen global terutama dikaitkan dengan tadi berapa besar Fed Fund Rate akan dipotong atau diturunkan lagi dan sekarang dengan terpilihnya Presiden Trump," beber Sri Mulyani.

2. Nilai tukar rupiah lebih baik dari negara G7 dan G20

Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)

Meski mengalami tekanan dan koreksi, Sri Mulyani menilai kondisi nilai tukar rupiah masih lebih baik dibandingkan negara-negara anggota G7 dan G20.

"Indonesia depresiasinya 2,68 persen dibandingkan seperti Kanada bahkan depresiasinya 4,46 persen dan Filipina di 5,69 persen untuk Peso-nya," kata dia.

3. Rupiah menguat kemarin dan hari ini

Ilustrasi uang. (IDN Times/Ayu Afria)

Kendati demikian, kurs rupiah justru menguat signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Kamis (7/11/2024) sore. Berdasarkan data dari Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp15.740 per dolar AS, menguat 92,5 poin atau 0,58 persen dibandingkan penutupan hari sebelumnya di level Rp15.832.

Keunggulan rupiah atas dolar AS kembali berlanjut pada perdagangan Jumat (8/11/2024) pagi. Mata uang Garuda mengawali perdagangan di level Rp15.634,5 per dolar AS pada perdagangan pagi ini.

Seperti dikutip Bloomberg, rupiah menguat 105,50 poin atau 0,67 persen, dibandingkan penutupan kemarin. Pengamat pasar uang, Lukman Leong, memproyeksi rupiah akan menguat seharian seiring pelemahan dolar AS.

Hal ini didukung setelah The Fed memberikan pernyataan dovish dalam pertemuan FOMC dan memangkas suku bunga sebesar 25bps.

"Setelah itu, The Fed menyatakan inflasi sudah tidak jauh dari target dan tekanan dari sektor tenaga kerja sudah mulai mereda. The Fed juga menambahkan, pilpres tidak akan mempengaruhi kebijakan mereka di kisaran Rp15.600- Rp15.750 per dolar AS," jelasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us