Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ini Alasan Warren Buffett Berinvestasi di Chevron

default-image.png
Default Image IDN

Jakarta, IDN Times – Nama Warren Buffett jadi perbincangan baru-baru ini setelah perusahaan yang ia miliki, Berkshire Hathaway, terungkap melakukan investasi rahasia di tiga perusahaan tahun lalu. Salah satu perusahaan yang menerima kucuran dana investasi itu adalah perusahaan energi global Chevron, sebagaimana tertuang dalam dokumen terbaru yang dirilis Selasa (16/2/2021).

Jumlah investasi yang dikucurkan manajer investasi Berkshire Ted Weschler dan Todd Combs di Chevron itu tidak sedikit, yaitu mencapai 4,1 miliar dolar Amerika serikat (AS) atau setara sekitar Rp57,4 triliun.

Hal tersebut pun langsung menarik perhatian karena belakangan makin banyak investor yang ragu berinvestasi di perusahaan energi, di saat isu pentingnya menjaga lingkungan makin ramai bergema.

Lalu, apa sebenarnya alasan yang menyebabkan Buffett dan perusahaannya mau mengucurkan dana ke perusahaan minyak terbesar kedua di Amerika Serikat itu?

1. Ada potensi keuntungan jangka panjang

Warren Buffet (Wikimedia/By Mark Hirschey - Work of Mark Hirschey, CC BY-SA 2.0)

Menurut CNN, keputusan Buffett berinvestasi di Chevron didasari banyak hal. Salah satunya adalah karena investor paling terkenal di dunia itu melihat adanya nilai jangka panjang di sektor yang sedang mengalami banyak tekanan tersebut.

Investasi tersebut tergolong melawan arus, apalagi kinerja Chevron belakangan tidak begitu cemerlang. Saham Chevron telah jatuh ke level terendah sejak 2006 ketika pandemik menghancurkan harga minyak Maret 2020 lalu. Harga saham perusahaan telah gagal pulih sepenuhnya.

Akibat hal itu, perusahaan membukukan kerugian bersih 5,5 miliar dolar AS untuk tahun 2020, dan sahamnya sekarang diperdagangkan pada di 93,13 dolar per lembar atau 15 persen lebih rendah dari satu tahun lalu.

2. Percaya minyak akan pulih

Ilustrasi harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Hal lain yang membuat Buffett mau berinvestasi di Chevron, yaitu karena ia percaya harga minyak dunia akan pulih dari COVID-19 dan tetap meningkat selama beberapa dekade mendatang, meskipun tekanan publik meningkat.

Pada pekan ini, harga minyak AS naik kembali di atas 60 dolar per barel, pertama kalinya sejak Januari 2020. Hal ini telah memunculkan spekulasi bahwa kenaikan ini bisa menjadi awal dari “siklus super” lainnya, dengan produksi terbatas dan lonjakan permintaan pasca-pandemik yang menghasilkan ledakan harga.

Di sisi Chevron, perusahaan juga terus memperluas jejak minyaknya, seperti mengakuisisi Noble Energy senilai 5 miliar dolar tahun lalu. Perusahaan juga melakukan investasi besar dalam tenaga surya dan angin, dan juga mendukung kebutuhan listriknya sendiri.

3. Percaya ekonomi AS akan pulih

Seorang anggota staf kebersihan Gedung Putih menyemprot ruang arahan pada malam Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali dari Walter Reed Medical Center setelah terkena penyakit virus korona (COVID-19), di Washington, Amerika Serikat, Senin (5/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Erin Scott)

Alasan lain yaitu pemulihan ekonomi AS. Buffett sebelumnya telah menyatakan keyakinannya bahwa Amerika Serikat akan mencatatkan pemulihan ekonomi yang kuat.

Menurut laporan, Buffett juga yakin infeksi COVID-19 akan menurun dan pada akhirnya memungkinkan terjadinya pemulihan yang kuat pada paruh kedua tahun ini.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Rehia Sebayang
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us