Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ini Pentingnya Mengedukasi Konsumen soal Produk Tembakau Alternatif

ilustrasi rokok elektrik atau vape (unsplash.com/Vaporesso)
ilustrasi rokok elektrik atau vape (unsplash.com/Vaporesso)

Jakarta, IDN Times - Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (AKVINDO) menyebut publik belum sepenuhnya mengetahui fakta mengenai produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik atau vape, dan kantong nikotin.

Sementara, produk tembakau alternatif dinilai terbukti secara ilmiah memiliki risiko yang lebih rendah daripada rokok. Menurut Ketua AKVINDO Paido Siahaan, konsumen perlu diedukasi mengenai informasi tersebut.

“Konsep pengurangan bahaya tembakau adalah strategi mengurangi dampak buruk penggunaan tembakau dengan cara mengurangi risiko kesehatan yang terkait dengan merokok,” katanya, dikutip Jumat (5/5/2023).

1. Bukan solusi ideal tapi bisa menjadi alternatif

ilustrasi rokok elektrik (pexels.com/Jonathan Cooper)
ilustrasi rokok elektrik (pexels.com/Jonathan Cooper)

Pihaknya menyadari dalam konsep pengurangan bahaya tembakau, penggunaan produk tembakau yang lebih rendah risiko bukan solusi ideal. Hanya saja, itu bisa menjadi alternatif yang lebih baik ketimbang rokok.

“Dengan cara ini, pengguna dapat mengurangi risiko kesehatan mereka secara bertahap, sementara masih tetap menggunakan produk tembakau,” kata Paido.

Dijelaskannya, produk tembakau alternatif seperti produk tembakau yang dipanaskan dan rokok elektrik menerapkan sistem pemanasan, bukan sistem pembakaran seperti rokok. Jadi, produk tersebut dapat mengurangi risiko hingga 90-95 persen lebih rendah daripada rokok.

Dia mengatakan, bukti tersebut juga diperkuat oleh penelitian internasional, termasuk kajian ilmiah bertajuk “Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products 2018”, oleh Public Health England (saat ini bernama UK Health Security Agency), divisi dalam Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial di Inggris.

2. Produk tembakau alternatif meminimalisir risiko kesehatan

ilustrasi rokok elektrik (pixabay.com/VasilySukovatitsyn)
ilustrasi rokok elektrik (pixabay.com/VasilySukovatitsyn)

Dia menyebut, produk tembakau alternatif dapat membantu pengguna menghindari paparan asap rokok yang mengandung sekitar 7 ribu bahan kimia, dan sebagian di antaranya bersifat karsinogenik. Apalagi, lanjut dia, asap rokok maupun TAR yang dihasilkan ketika rokok dibakar dapat meningkatkan risiko kanker, penyakit jantung, dan masalah kesehatan lainnya.

Maka dari itu, pihaknya berpendapat produk tembakau alternatif dapat dimanfaatkan oleh perokok dewasa yang ingin beralih dari kebiasaan merokok.

“Sebagian besar produk tersebut dirancang untuk mengurangi risiko kesehatan yang terkait dengan merokok,” tutur Paido.

3. Edukasi perlu dilakukan agar tak terjadi misinformasi

ilustrasi rokok elektrik (unsplash.com/Romain Blu)
ilustrasi rokok elektrik (unsplash.com/Romain Blu)

AKVINDO berharap misinformasi mengenai produk tembakau alternatif dapat dihentikan seiring dengan meningkatnya edukasi publik, kajian ilmiah, serta kolaborasi bersama antara ahli kesehatan dan pemerintah.

Pihaknya menyatakan siap berkerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan terkait untuk memberikan edukasi tentang produk tembakau alternatif yang berlandaskan hasil kajian ilmiah.

“Dengan melakukan beberapa langkah di atas, semoga asosiasi konsumen dapat membantu mengedukasi soal produk tembakau alternatif kepada publik,” ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Aliansi Vaper Indonesia (AVI) Johan Sumantri berpendapat produk tembakau alternatif bisa menjadi pilihan perokok dewasa untuk beralih dari kebiasaan merokok. Atas dasar itu, kolaborasi antara pemangku kepentingan terkait kajian ilmiah produk tersebut perlu ditingkatkan.

“Sosialisasi dan kajian ilmiah tentang produk tembakau alternatif perlu lebih masif. Tak hanya dari asosiasi, pemerintah dan pihak terkait pun perlu terlibat. Upaya ini sangat penting bagi masyarakat yang hendak berhenti dari kebiasaan merokok,” tambah Johan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us