Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ini Profil 3 Emiten yang Awali IPO 2025 di BEI

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Jakarta, IDN Times - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyambut tiga emiten baru yang mengawali pencatatan saham perdana alias IPO perdana 2025 pada Rabu (8/1/2025).

"PT Asuransi Digital Bersama Tbk yang resmi menjadi perusahaan tercatat pertama di 2025. Kedua, PT Kentanix Supra International Tbk yang akan resmi menjadi perusahaan tercatat kedua di 2025, dan yang ketiga PT Raharja Energi Cepu Tbk yang resmi menjadi perusahaan tercatat ketiga di 2025," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, dalam sambutannya.

Berikut ini profil ketiga emiten baru yang IPO pada awal 2025:

1. PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII)

Pencatatan saham atau IPO PT Asuransi Digital Bersama Tbk dengan kode emiten YOII. (dok. BEI)

PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII) merupakan perusahaan asuransi yang fokus pada produk asuransi gaya hidup (lifestyle), dengan mengadopsi penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi di dalam proses operasionalnya.

Penawaran umum saham YOII yang berlangsung pada 31 Desember 2024 - 6 Januari 2025 mengalami permintaan berlebih alias oversubscribed sebanyak 18,35 kali dari target 412.087.500 lembar saham, atau mewakili maksimal 12,03 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan.

Adapun harga yang dipatok pada IPO tersebut sebesar Rp100. Artinya, YOII berhasil menerima dana segar sebanyak-banyaknya sebesar Rp41,20 miliar.

Direktur Utama YOII, Adi Wibowo Adisaputro, mengatakan IPO menjadi momen penting bagi perseroan yang telah bertransformasi dari bisnis asuransi konvensional menjadi digital.

Dengan IPO tersebut, YOII memiliki akses keuangan dan jejaring bisnis yang terbuka lebar, sehingga dapat mengoptimalkan peluang pasar yang bertumbuh cepat, khususnya untuk melengkapi kebutuhan pelaku usaha dan masyarakat agar lebih efektif dan efisien.

“Apalagi seluruh dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham yang ditawarkan melalui Penawaran Umum Perdana Saham ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka memperkuat struktur permodalan perseroan,” kata Adi.

Adi menambahkan, sekitar 80 persen dana IPO akan dipergunakan untuk biaya marketing untuk mendukung strategi usaha, distribusi produk, dan Brand Awareness perseroan.

Sementara, sisanya 20 persen akan digunakan untuk pengembangan aplikasi (insurance wallet) beserta infrastruktur penunjang seperti Data Center, Web Hosting, System Security, dan penggunaan AI, serta pengembangan sumber daya manusia, yang di dalamnya terdapat biaya perekrutan karyawan baru untuk Information Technology, Teknis, dan Operasional.

2. PT Kentanix Supra International Tbk (KSIX)

Pencatatan saham atau IPO PT Kentanix Supra International Tbk dengan kode emiten KSIX. (dok. BEI)

PT Kentanix Supra International (KSIX) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangunan kawasan perumahan (real estat). KSIX fokus membangun berbagai proyek perumahan, mulai dari hunian bersubsidi hingga hunian dengan segmen pasar menengah.

Direktur Utama KSIX, Ferdinand Aryanto, mengatakan langkah IPO hari ini merupakan pencapaian luar biasa dalam perjalanan perseroan.

"Saham KSIX yang ditawarkan pada 2-6 Januari 2025, ternyata sangat diminati oleh investor pasar modal di BEI. Tingginya minat investor terhadap saham KSIX menunjukkan bahwa investor merespons positif prospek usaha perseroan yang saat ini mash sangat baik. Tren positif kinerja perseroan ini tak lepas dari kepercayaan masyarakat terhadap kualitas, dan kenyamanan hunian yang dihasilkan oleh perseroan dan grup," kata Ferdinand.

Sebagai informasi, KSIX melepas sejumlah 320.674.800 (tiga ratus dua puluh juta enam ratus tujuh puluh empat ribu delapan ratus) saham atau setara dengan 15 persen dari modal ditempatkan, dan disetor perseroan setelah IPO dengan harga Rp452 per saham.

Pada periode penawaran umum (offering), permintaan saham KSIX oleh investor mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 31,41 kali

Ferdinand menyampaikan, dana IPO yang diperoleh perseroan bakal digunakan untuk dua hal. Sekitar 61,55 persen akan digunakan perseroan sebagai modal kerja untuk pembangunan infrastruktur, termasuk cut and fill (perataan tanah) dan pembangunan rumah di dua proyek yang sudah ada sebelumnya, yaitu Grand Nusa Indah dan Adhigana @ Grand Nusa Indah, serta pembangunan infrastruktur di proyek baru Adhigana.

Kedua, sekitar 28,84 persen digunakan perseroan sebagai setoran modal kepada SPB dalam rangka modal kerja untuk pembangunan infrastruktur, termasuk cut and fill (perataan tanah) dan pembangunan rumah yang sudah ada sebelumnya, yaitu Vila Bogor Indah 6.

3. PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU)

Pencatatan saham atau IPO PT Raharja Energi Cepu Tbk dengan kode emiten RATU. (dok. BEI)

PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) menjadikan IPO sebagai langkah penting perusahaan dalam memperluas basis investor, dan mendukung pertumbuhan bisnis berkelanjutan.

Direktur Utama RATU, Alexandra Sinta Wahjudewanti, menyampaikan apresiasinya atas kepercayaan dari para investor.

“Kami sangat berterima kasih atas dukungan luar biasa dari para investor. IPO ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat posisi perusahaan, meningkatkan akses pendanaan, serta memperluas jaringan bisnis kami. Sebagai perusahaan terbuka, kami berkomitmen untuk terus menciptakan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan, mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik, meningkatkan transparansi, dan memberikan kinerja terbaik bagi para pemegang saham,” tutur Sinta.

RATU berhasil menghimpun dana Rp624 miliar dengan melepas 543.010.800 saham ke publik pada harga penawaran Rp1.150 per saham. Antusiasme pasar ritel diklaim sangat tinggi dengan adanya kelebihan permintaan (oversubscription) hingga 313,15 kali, dengan total 137.932 investor berpartisipasi selama periode penawaran umum pada 2-6 Januari 2025.

"Dana yang diperoleh dari IPO akan dialokasikan untuk mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan, dengan fokus utama pada pendanaan (cash call) di Blok Cepu dan Blok Jabung. Alokasi dana di Blok Cepu akan digunakan untuk mendukung pengembangan dan peningkatan produksi minyak, sementara alokasi untuk Blok Jabung difokuskan pada pengembangan cadangan migas dan keberlanjutan operasional blok tersebut. Sebagian dana IPO juga akan digunakan untuk kebutuhan operasional perusahaan," beber Sinta.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us