Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Logo BUMN Indonesia (bumn.go.id)
Logo BUMN Indonesia (bumn.go.id)

Intinya sih...

  • Pertamina merupakan BUMN energi nasional yang memiliki 6 subholding dan target produksi global sebesar 1,9 juta BOEPD pada 2025.

  • Garuda Indonesia adalah maskapai nasional dengan lebih dari 60 destinasi dan total armada mencapai 210 pesawat, serta dikenal konsisten meraih penghargaan global.

  • Direktur Utama Pertamina dan Garuda Indonesia turut dalam rombongan negosiasi dagang dengan AS untuk memperlancar transaksi pembelian produk strategis.

Jakarta, IDN Times - Pemerintah mengirim sejumlah pimpinan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam kunjungan ke Amerika Serikat (AS) untuk mendukung proses negosiasi tarif dagang yang tengah berlangsung. Dalam rombongan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto, turut serta Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri dan Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani Panjaitan.

Kehadiran para petinggi BUMN itu bertujuan untuk memperkuat posisi Indonesia dalam pembicaraan dagang, khususnya dalam hal pembelian produk-produk strategis asal AS. Langkah tersebut utamanya menjadi bagian dari strategi dalam merespons kebijakan tarif impor sebesar 32 persen yang diberlakukan oleh Presiden AS, Donald Trump, terhadap produk-produk Indonesia.

1. Profil Pertamina

Kantor Pertamina (dok. Pertamina)

Pertamina merupakan BUMN energi yang telah bertransformasi menjadi holding energi nasional sejak ditetapkan Kementerian BUMN pada 12 Juni 2020. Sebagai holding, Pertamina membawahi enam subholding yang bergerak di bidang hulu migas, gas, kilang dan petrokimia, energi baru dan terbarukan (EBT), niaga dan perdagangan, serta logistik maritim.

Sebagai perusahaan yang telah berkiprah lebih dari enam dekade, Pertamina memiliki sejarah panjang dalam mendukung kemandirian energi Indonesia. Perjalanan bisnisnya dimulai pada 1950-an dan mengalami berbagai transformasi kelembagaan hingga kini menjelma sebagai perusahaan energi berkelas dunia.

Seiring dengan visi untuk mencapai ketahanan energi nasional, Pertamina juga aktif melakukan ekspansi global. Target produksi Pertamina secara global ditetapkan sebesar 1,9 juta BOEPD pada 2025.

2. Profil Garuda Indonesia

Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia (IDN Times/ IG garuda.indonesia)

Garuda Indonesia merupakan maskapai nasional yang berakar dari inisiatif militer Indonesia pada akhir dekade 1940-an. Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda, maskapai secara resmi berdiri dengan nama Garuda Indonesian Airways (GIA) pada 28 Desember 1949 dan menjadi perusahaan negara pada 1950.

Sebagai flag carrier, Garuda Indonesia telah memainkan peran penting dalam sektor penerbangan sipil Indonesia. Saat ini, Garuda melayani lebih dari 60 destinasi domestik dan internasional dengan total armada yang dioperasikan bersama Citilink mencapai 210 pesawat. Maskapai juga mengusung konsep layanan khas "Indonesian Hospitality" dalam seluruh lini pelayanannya.

Garuda Indonesia dikenal konsisten meraih penghargaan global, termasuk predikat maskapai dengan ketepatan waktu terbaik dan pelayanan yang mengedepankan protokol kesehatan selama pandemi.

3. Turut dalam rombongan negosiasi

Dampak Tarif Trump 32% Tantangan Baru bagi Indonesia, sumber: CNN Bussiness

Menteri BUMN, Erick Thohir, mengonfirmasi Direktur Utama Pertamina dan Garuda Indonesia termasuk dalam delegasi yang mendampingi pemerintah dalam negosiasi dagang dengan Amerika Serikat. Kehadiran mereka disebut sebagai bagian dari sistem pendukung yang diperlukan untuk memperlancar transaksi pembelian produk strategis dari AS.

"Iya dong (ikut ke sana). Karena dia supporting system untuk menjaga transaksi," kata Erick di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (8/7/2025).

Garuda Indonesia saat ini tengah menjajaki pengadaan pesawat Boeing dengan nilai kontrak mencapai 3,2 miliar dolar AS hingga 2029, ditambah kesepakatan layanan perawatan senilai 11,2 miliar dolar AS hingga 2041.

Sementara itu, Pertamina sedang menegosiasikan rencana impor energi dari AS sebesar 15 miliar dolar AS. Rencana tersebut mencakup impor LPG senilai 3 miliar dolar AS, minyak mentah (crude oil) senilai 4,25 miliar dolar AS, dan bensin senilai 8 miliar dolar AS.

Editorial Team