Fintech Bantu Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Intinya Sih...
- Fintech berperan integral dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia
- Ada 366 perusahaan fintech di Indonesia pada akhir 2022, membantu pertumbuhan ekonomi dengan layanan finansial yang handal dan inklusif
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta IDN Times - Perusahaan fintech atau teknologi finansial, Xendit mengungkapkan peluang dan lanskap perusahaan fintech di Indonesia tahun ini dan di masa mendatang di dukung teknologi. Fintech membantu pertumbuhan ekonomi negeri ini.
Hal itu terungkap acara gahtering Xendit pada Rabu (20/03/2024). Acara ini dihadiri Miranda S Goeltom selaku komisaris utama Xendit, Rifai Taberi selaku director of government relations Xendit, dan Mikiko Steven selaku managing director Indonesia Xendit yang baru. Selain itu, Anggota Steering Committee Indonesia Fintech Society (IFsoc), Andreas Maryoto.
Baca Juga: 6 Tren Pembayaran Digital Indonesia 2023 Hasil Analisis Xendit
1. Fintech berperan dalam ekonomi Indonesia
Berdasarkan survei Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) dan Katadata Insight Center (KIC), yakni Annual Member Survey 2022/2023 disebutkan, ada 366 perusahaan fintech di Indonesia pada akhir 2022. Menurut Andreas, fintech menjadi bidang yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Fintech memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dibutuhkan layanan finansial yang handal dan mudah diakses, “ ujarnya.
Ia menambahkan, fintech mampu memenuhi kedua hal itu, baik dari sistem pembayaran, maupun platform investasi yang inovatif dan penilain kredit terpercaya.
“Melalui pendekatan inklusifnya, fintech memungkinkan semua pihak, tanpa terkecuali, untuk berpartisipasi dalam ekosistem ekonomi, membuka peluang baru bagi pertumbuhan yang berkelanjutan," ujarnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa sistem pembayaran adalah pijakan utama industri fintech. Contohnya, QRIS yang menjadi sistem pembayaran di Indonesia.
“Menggunakan QRIS dari Bank Indonesia di beberapa negara tetangga adalah salah satu contoh keunggulan sistem pembayaran di Indonesia. Kendati demikian, industri fintech Indonesia harus tetap berinovasi, misalnya implementasi AI, agar mengakselerasi pertumbuhan ekonomi negara,” tuturnya.
Baca Juga: Profil Tessa Wijaya, Pendiri Xendit yang Sukses Jadi Unicorn
2. Xendit terkait tren Industri Fintech Indonesia
Sementara itu, Xendit menyatakan pelanggan yang mengandalkan pembayaran digital semakin bertambah. Oleh sebab itu, Xendit merangkum tren industri fintech dari perilaku konsumen pada 2023.
Editor’s picks
Salah satu metode pembayaran paling populer, yakni rekening virtual yang mencakup lebih dari setengah total transaksi digital. Sektor jasa menjadi sektor utama yang memanfaatkan pembayaran digital dengan volume transaksi yang bertumbuh 3 kali lipat lebih cepat dari rata-rata.
Adapun, penggunaan kartu kredit berkembang secara pesat sebesar empat kali lipat tiap tahunnya. Selebihnya, transaksi metode QR juga tercatat meningkat sebesar 6 persen, yakni lebih dari 20 juta transaksi dan diperkirakan akan terus naik.
3. Xendit punya managing director baru
Komisaris utama Xendit, Miranda Goeltom mengumumkan Managing Director Xendit Indonesia yang baru, Mikiko Steven. Dia mengatakan, Xendit berharap pengalaman dan keahlian Mikiko akan memperkuat kehadiran Xendit di Indonesia, menciptakan operasional bisnis yang lebih baik dan efisien, baik bagi perusahaan maupun pelanggan.
"Dan akan membawa Xendit menjadi perusahaan penyedia infrastruktur pembayaran digital terdepan di Indonesia,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Mikiko merasa terhormat. Namun, hal tersebut berkat dukungan tim di Indonesia.
“Saya merasa terhormat dengan kepercayaan yang telah diberikan kepada saya, dan tentunya hal ini tidak lepas dari dukungan seluruh tim di Indonesia yang telah sukses menjadikan Xendit sebagai salah satu pemain fintech terbesar dalam beberapa tahun ini,” ucap dia.
Mikiko pun optimistis Xendit akan terus mendukung pertumbuhan industri digital khususnya fintech di Indonesia.
“Saya sangat optimis melihat potensi pasar di Indonesia untuk Xendit ke depannya, yang secara positif terus mendukung pertumbuhan industri digital khususnya fintech,” kata dia.
Mikiko menambahkan, ekspansi baru ke Thailand menambah daftar Asia Tenggara kehadiran Xendit, selain Indonesia, Filipina, dan Malaysia.
“Xendit akan menggabungkan keahlian hiperlokal kami di pasar Thailand dan best practices dari konteks internasional untuk memberikan solusi pembayaran digital yang komprehensif. Inisiatif ini bertujuan untuk mendukung potensi pertumbuhan ekonomi digital dan menciptakan dampak positif bagi masyarakat Thailand,” tutur Mikiko.
Xendit merupakan perusahaan teknologi finansial atau Fintech yang memberikan solusi dan penyederhanaan proses pembayaran untuk ragam negara Asia Tenggara, yakni Indonesia, Filipina, Malaysia, dan terbaru Thailand.
Solusi tersebut diberikan untuk UMKM, startup, e-commerce atau bahkan perusahaan besar. Xendit memberikan kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan pembayaran lewat debit, rekening virtual, kartu kredit, eWallet, QRIS, gerai ritel, dan cicilan daring.
Sebagai startup di Indonesia yang lolos YCombinator dan diberi dukungan dari investor global serta perusahaan modal ventura di Asia Tenggara, Xendit telah mendukung ragam brand yang mempunyai perkembangan pesat di Asia Tenggara, yakni Traveloka, Wish, dan Grab.