BI: Surplus Neraca Perdagangan Dukung Ketahanan Eksternal

Neraca perdagangan RI surplus lagi pada Februari 2024

Intinya Sih...

  • Surplus neraca perdagangan RI pada Februari 2024 sebesar 0,87 miliar dolar AS
  • BI menilai surplus tersebut menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) menyatakan berlanjutkan surplus neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2024 lalu menopang ketahanan ekternal perekenomian dalam negeri.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia berlanjut pada Februari 2024 sebesar 0,87 miliar dolar AS. Namun surplus ini lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada Januari 2024, yang mencapai 2 miliar dolar AS.

1. Surplus topang ketahanan ekternal perekonomian RI lebih lanjut

BI: Surplus Neraca Perdagangan Dukung Ketahanan EksternalIlustrasi ekonomi (Pixabay)

Asisten Gubernur, Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, BI memandang surplus neraca perdagangan tersebut menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut. Karena itu, bank sentral akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas lain.

"Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain guna terus menjaga ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional," kata dia dalam keterangannya, dikutip Minggu (17/3/2024).

Baca Juga: Surplus Neraca Dagang Februari 2024 Turun 56 Persen!

2. Faktor pendorong surplus neraca perdagangan berlanjut

BI: Surplus Neraca Perdagangan Dukung Ketahanan EksternalIlustrasi neraca perdagangan. (IDN Times/Mardya Shakti)

Adapun berlanjutnya surplus neraca perdagangan pada Februari 2024, terutama bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang tetap baik. Neraca perdagangan nonmigas Februari 2024 mencatat surplus sebesar 2,63 miliar dolar AS.

Hal itu seiring dengan tetap kuatnya ekspor nonmigas yang mencapai 18,09 miliar dolar AS. Kinerja positif ekspor nonmigas didukung kuatnya ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti komoditas bijih logam, terak, abu, dan bahan bakar mineral, serta ditopang oleh produk manufaktur seperti kendaraan dan bagiannya.

Negara yang menjadi kontributor utama ekspor nonmigas Indonesia, yakni China, Amerika Serikat, dan India.

Sementara impor nonmigas tetap kuat sejalan dengan berlanjutnya perbaikan aktivitas ekonomi. Adapun defisit neraca perdagangan migas naik mencapai 1,76 miliar dolar AS pada Februari 2024, sejalan dengan meningkatnya impor migas dan menurunnya ekspor migas.

Baca Juga: Nilai Ekspor Februari 2024 Turun 5,79 Persen!

3. Kemenkeu pantau ekonomi global

BI: Surplus Neraca Perdagangan Dukung Ketahanan EksternalKepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu (ANTARA/Agatha Olivia Victoria)

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan terus memantau perkembangan perekonomian global demi menjaga surplus negara perdagangan Indonesia.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, berlanjutnya surplus neraca perdagangan mencerminkan posisi eksternal Indonesia yang masih cukup resilien di tengah gejolak perekonomian global yang masih tinggi.

Kendati demikian, pemerintah akan terus mengantisipasi risiko global yang ada untuk memitigasi dampaknya pada ekonomi nasional.

"Pemerintah akan terus memantau dampak perlambatan global terhadap ekspor nasional dan menyiapkan langkah antisipasi melalui dorongan terhadap keberlanjutan hilirisasi SDA, peningkatan daya saing produk ekspor nasional, serta diversifikasi mitra dagang utama," kata dia, dikutip dari ANTARA, Minggu (17/3/2024).

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya