BTPN Syariah Kantongi Laba Bersih Rp1,08 Triliun pada 2023

Total penyaluran pembiayan tahun lalu Rp11,38 triliun

Jakarta, IDN Times - BTPN Syariah sepanjang tahun lalu membukukan laba bersih sebesar Rp1,08 triliun. Capaian ini didorong dengan penyaluran pembiayaan.

Laba bersih pada 2023 tersebut menurun dibanding tahun sebelumnya, yang mencapai Rp1,78 triliun. Hal ini seiring dengan susutnya pembiayaan sekitar 1,21 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Kendati demikian, BTPN Syariah pada tahun lalu terus berupaya untuk meningkatkan jumlah nasabahnya, dengan memperkuat kapasitas masyarakat inklusi melalui pemberian pengetahuan dan pendampingan. Sejumlah program pun terus digulirkan untuk segmen ultra mikro.

1. Laba bersih 2023 capai Rp1,08 triliun

BTPN Syariah Kantongi Laba Bersih Rp1,08 Triliun pada 2023Ilustrasi pembiayaan. (Pixabay)

Direktur BTPN Syariah, Fachmy Achmad mengatakan, meski kondisi belum sepenuhnya pulih pascapandemik COVID-19 terutama bagi segmen ultra mikro, BTPN Syariah tetap mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,08 triliun.

Capaian ini disertai dengan rasio keuangan yang sehat dan kuat, dengan return of asset (RoA) 6,3 persen, dan rasio kecukupan modal (CAR) 51,6 persen sepanjang 2023.

Sementara, BTPN Syariah juga terus menyalurkan pembiayaan untuk masyarakat inklusi sepanjang tahun lalu. Adapun nilainya mencapai Rp11,38 triliun.

 

2. Program unggulan

BTPN Syariah Kantongi Laba Bersih Rp1,08 Triliun pada 2023BTPN Syariah (Dok. BTPN Syariah)

BTPN Syariah sejak awal berdiri pada 2010 memilih segmen ultra mikro dalam menciptakan kesempatan tumbuh bersama dan mewujudkan hidup yang lebih berarti. Ini artinya BTPN Syariah telah menjalankan komitmennya kepada masyarakat inklusi selama lebih dari satu dekade.

Program unggulan yang dimiliki bank saat ini, salah satunya program Bestee, untuk membantu usaha nasabah lebih berkembang. Program Bestee melibatkan ribuan mahasiswa dalam memberdayakan masyarakat inklusi dengan pendampingan dan berbagai pelatihan.

"Bank memberikan program pendampingan yang naik kelas melalui program Bestee yang melibatkan mahasiswa," kata Fachmy dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (8/2/2024).

Saat ini, sudah lebih dari 49 ribu ibu-ibu nasabah yang mendapatkan pendampingan dari 1.821 mahasiswa dalam memajukan usahanya di lebih dari 827 kecamatan di Indonesia.

Selain itu, BTPN Syariah juga memberikan berbagai program reward, di mana salah satunya nasabah akan mendapatkan insentif jika rutin hadir di kumpulan atau Pertemuan Rutin Sentra (PRS). Semua program tersebut merupakan upaya bank agar masyarakat inklusi bertahan dan tetap tumbuh di tengah kondisi yang masih menantang.

3. BTPN Syariah fokus berdayakan masyarakat inklusi

BTPN Syariah Kantongi Laba Bersih Rp1,08 Triliun pada 2023BTPN Syariah merupakan satu-satunya bank syariah yang fokus memberdayakan masyarakat inklusi (Instagram BTPN Syariah)

Fachmy menyatakan bahwa BTPN Syariah merupakan satu-satunya bank syariah yang fokus memberdayakan masyarakat inklusi atau mereka yang belum tersentuh layanan keuangan formal (unbankable).

"Perempuan menjadi target utama pemberdayaan karena bank percaya, bila perempuan berdaya maka keluarga pasti berdaya," ujarnya.

Dalam memberdayakan masyarakat inklusi, BTPN Syariah tetap menjalankan fungsinya sebagai bank dengan menghimpun dana dari keluarga sejahtera, kemudian disalurkan sepenuhnya untuk segmen ultra mikro. Dengan begitu, BTPN Syariah membuka kesempatan bagi masyarakat umum untuk bersama-sama memberdayakan umat.

Program pemberdayaan ini dilakukan oleh petugas lapangan atau community officer (CO). Mereka adalah perempuan muda lulusan SMA yang terlatih dan memiliki motivasi tinggi dalam mendampingi keluarga prasejahtera produktif di sentra-sentra nasabah dengan mengajarkan empat perilaku unggul, yaitu Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS).

"Dengan fokus bisnis tersebut, BTPN Syariah ikut memberdayakan masyarakat inklusi Indonesia," ucapnya.

Hal itu terbukti dari hasil survei Poverty Probability Index (PPI) dan Lembaga Demografi Universitas Indonesia (LDUI) terhadap nasabah Bank. Dua survei tersebut menunjukkan jumlah keluarga dengan anak bersekolah meningkat dan nasabah yang mengalami kemiskinan ekstrem terus berkurang.

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya