Iran Serang Israel, Harga Minyak Bisa di Atas 100 Dolar AS per Barel

Akan ganggu pasokan minyak

Intinya Sih...

  • Serangan Iran ke Israel akan menyebabkan harga minyak naik.
  • Harga minyak mentah AS naik 5 persen, Brent mendekati 6 persen, mencapai level intraday tertinggi sejak Oktober tahun lalu.
  •  

Jakarta, IDN Times - Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah menyebabkan harga minyak naik ke level intraday tertinggi dalam enam bulan terakhir. Bahkan, serangan Iran ke Israel berpotensi menyebabkan harga minyak kembali ke atas 100 dolar AS per barel.

Dikutip dari BBC, Iran telah melancarkan serangan ke Israel dengan mengirim lebih dari 100 drone dan sejumlah rudal pada Sabtu (13/4/2024) malam.

Baca Juga: Iran Serang Israel, IDF: Ini Eskalasi yang Parah dan Berbahaya

1. Harga minyak telah naik sepanjang bulan ini

Iran Serang Israel, Harga Minyak Bisa di Atas 100 Dolar AS per BarelMinyak bumi (Pixabay)

Dikutip dari MarketWatch, harga minyak telah naik sepanjang bulan ini seiring meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Harga patokan minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS) diperdagangkan 5 persen lebih tinggi dan patokan global minyak mentah Brent mendekati 6 persen.

Pada transaksi Jumat lalu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) bulan Mei diperdagangkan pada 85,78 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange setelah diperdagangkan pada harga 87,67 dolar AS. Sementara minyak mentah Brent bulan Juni diperdagangkan 90,64 dolar AS di ICE Futures Europe menyusul level tertinggi pada harga 92,18 dolar AS.

Keduanya menyentuh level intraday tertinggi sejak Oktober tahun lalu.

Baca Juga: Ratusan Drone Iran Serang Israel

2. Serangan Iran ke Israel akan ganggu pasokan minyak

Iran Serang Israel, Harga Minyak Bisa di Atas 100 Dolar AS per BarelKilang minyak (Pixabay)

Direktur pelaksana Velandera Energy Partners, Manish Raj mengatakan, senjata rahasia Iran adalah kemampuannya memblokir Selat Hormuz.

Menurut Administrasi Informasi Energi, Selat Hormuz yang terletak antara jalur laut antara Teluk Persia dan Teluk Oman ini merupakan titik transit minyak terpenting di dunia. Pada paruh pertama 2023, aliran minyak di negara ini rata-rata mencapai 21 juta barel per hari, atau sekitar 21 persen dari konsumsi minyak bumi dan cairan global.

Manajer portofolio senior di Tortoise, Rob Thummel mengatakan, persediaan minyak global sudah berada pada tingkat rendah. Bahkan, dia memperkirakan, akan terjadi kekurang pasokan mulai kuartal II tahun ini.

"Pasar minyak global diperkirakan akan kekurangan pasokan pada kuartal II dan III tahun 2024, sehingga gangguan pada pasokan minyak global dapat menyebabkan persediaan minyak semakin menurun," ujarnya kepada MarketWatch.

3. Harga minyak diperkirakan akan naik

Iran Serang Israel, Harga Minyak Bisa di Atas 100 Dolar AS per BarelKilang minyak (Pixabay)

Kurangnya pasokan pada akhirnya akan menyebabkan harga minyak menjadi lebih tinggi.

Analis pasar di XS.com Rania Gule mengatakan, jika Iran ikut berperang di Gaza, hal itu akan mengganggu rantai pasokan minyak secara signifikan. Itu karena Iran salah satu produsen minyak terbesar ketiga di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

"Keterlibatan langsung mereka dalam perang akan menyebabkan pergerakan signifikan di pasar minyak dan berdampak positif pada harga minyak," ucapnya.

Adapun produksi minyak Iran diperkirakan sekitar 3 juta barel per hari.

CEO di Infrastructure Capital Advisors, Jay Hatfield menyampaikan, perubahan 1 juta barel dalam persamaan penawaran-permintaan menyebabkan pergerakan harga sebesar 5 dolar AS untuk menyeimbangkan pasar.

"Akibatnya jika seluruh produksi Iran terganggu, mungkin akan terjadi kenaikan harga minyak sebesar 15 dolar AS (per) barel," kata dia.

Hatfield memperkirakan serangan Iran dapat meningkatkan premi risiko sebesar 5 - 10 dolar AS per barel, sehingga menyebabkan harga minyak untuk sementara mencapai 100 dolar AS per barel.

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya