Mengenal Inflasi, Dampak yang Ditimbulkan dan Strategi Mengatasinya

Inflasi dapat menyebabkan ekonomi suatu negara runtuh

Jakarta, IDN Times - Kata inflasi sudah sangat sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, terutama ketika perekonomian dalam negeri sedang tak stabil. Dalam dunia ekonomi, inflasi diartikan sebagai proses meningkatnya harga-harga secara umum dan berlangsung terus-menerus.

Baru-baru ini, pemerintah  memutuskan untuk menaikkan harga BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar. Selain itu, harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax juga naik. Kenaikan tersebut berpotensi mengerek inflasi pada September 2022.

Dilansir dari Gramedia, kenaikan harga tersebut berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, hingga ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), inflasi diartikan sebagai kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang.

Lantas apa yang menyebabkan terjadinya inflasi dan bagaimana cara mengatasi inflasi? Simak ulasannya di bawah ya!

Baca Juga: Ini 5 Dampak Inflasi terhadap Perekonomian

1. Penyebab terjadinya inflasi

Mengenal Inflasi, Dampak yang Ditimbulkan dan Strategi MengatasinyaKomoditas pangan, cabai merah (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi di suatu negara menurut Bank Indonesia (BI).

  • Jumlah permintaan terhadap barang dan jasa yang meningkat.
  • Meningkatnya biaya produksi.
  • Peredaran uang yang tak terkendali.
  • Ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran.
  • Perkiraan masyarakat (ekspektasi). 
  • Kekacauan ekonomi dan politik.

Baca Juga: Ini Penyebab Inflasi dan Dampaknya terhadap Negara

2. Jenis-jenis inflasi

Mengenal Inflasi, Dampak yang Ditimbulkan dan Strategi MengatasinyaIlustrasi pedagang pasar (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Berdasarkan dampak yang ditimbulkan, inflasi terbagi menjadi 4 jenis, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hyperinflation.

Inflasi Ringan

Inflasi ini umunya relatif mudah dikendalikan dan tidak terlalu memengaruhi kondisi perekonomian suatu negara. Biasanya terjadi di bawah 10 persen per tahun.

Inflasi Sedang

Inflasi ini dapat mengganggu kesejahteraan masyarakat, tetapi belum membahayakan aktivitas perekonomian negara. Kenaikan nya berkisar 10 persen – 30 persen per tahun.

Inflasi Berat

Jenis inflasi ini akan membuat perekonomian suatu negara menjadi kacau balau. Inflasi berat akan terjadi bila kenaikan nya menyentuh angka 30 persen – 100 persen per tahun.

Hyperinflation

Hyperinflation adalah kondisi inflasi yang sangat parah. Bila terjadi hyperinflation, konfisi perekonomian negara bisa sangat terpuruk. Hyperinflation biasanya juga tidak bisa dikendalikan. Inflasi ini terjadi di atas angka 100 persen per tahun, bahkan bisa terus naik tiap tahunnya.

Berdasarkan faktor fundamentalnya, BI membagi inflasi ke dalam 2 jenis, yaitu inflasi inti (cenderung menetap) dan noninti (cenderung tinggi perubahannya).

Baca Juga: Inflasi: Pengertian, Penyebab, dan Jenisnya

3. Perhitungan inflasi

Mengenal Inflasi, Dampak yang Ditimbulkan dan Strategi MengatasinyaSeorang pedagang menimbang minyak goreng curah di salah satu kios di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (2/2/2022). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat.

Kenaikan harga suatu komoditi tidak serta merta disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut bersifat meluas hingga menyebabkan harga komoditi lain ikut naik dan terjadi dalam waktu yang lama. Perhitungan inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) atau indeks pengeluaran.

Beberapa komponen IHK yang ditetapkan oleh BI antara lain, bahan makanan, makanan jadi, minuman, dan tembakau, perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan dan olahraga, serta transportasi dan komunikasi.

Data pengelompokan tersebut didapatkan melalui Survei Biaya Hidup (SBH) yang rutin dilakukan di daerah maupun nasional.

4. Dampak yang timbul akibat inflasi

Mengenal Inflasi, Dampak yang Ditimbulkan dan Strategi MengatasinyaIlustrasi pedagang sembako di pasar. (IDN Times/Holy Kartika)

Adapun beberapa dampak yang ditimbulkan dari inflasi, yaitu :

  • Menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun.
  • Naiknya harga barang dan jasa.
  • Nilai dan kepercayaan masyarakat terhadap uang akan menurun yang menyebabkan minat menabung masyarakat juga menurun.
  • Terciptanya ketidakpastian (uncertainty) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan.
  • Tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai rupiah.

5. Cara mengatasi inflasi

Mengenal Inflasi, Dampak yang Ditimbulkan dan Strategi MengatasinyaPedagang cabai merah (ANTARA FOTO/Ampelsa)

Saat terjadi Inflasi, bank sentral dalam hal ini Bank Indonesia akan menerapkan beberapa kebijakan, salah satunya kebijakan moneter. Kebijakan moneter Bank Indonesia ditujukan untuk mengelola tekanan harga yang berasal dari sisi permintaan agregat (demand management) relatif terhadap kondisi sisi penawaran.

Kebijakan moneter tidak ditujukan untuk merespons kenaikan inflasi yang disebabkan oleh faktor yang bersifat kejutan (seperti kenaikan harga minyak dunia) dan bersifat sementara (temporer) yang akan hilang dengan sendirinya seiring dengan berjalannya waktu. Dengan demikian, kemampuan Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi relatif terbatas apabila terdapat kejutan (shocks) yang sangat besar.

Selain kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, masyarakat juga bisa berperan untuk membantu mengatasi inflasi. Beberapa cara yang dapat dilakukan, dilansir dari CIMB Niaga adalah dengan tidak berlebihan ketika membeli sembako atau kebutuhan lain. Kemudian, tidak mudah panik jika terjadi sebuah fenomena, misalnya produksi bawang merah merosot sehingga harga melonjak. Jangan sampai rasa panik membuatmu membeli barang dalam jumlah banyak.

Topik:

  • Anata Siregar
  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya