Jakarta, IDN Times - Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menilai rencana penerapan kebijakan satu harga liquefied petroleum gas (LPG) 3 kilogram (kg) berpotensi blunder.
Kebijakan tersebut ditujukan untuk menekan beban subsidi negara yang telah mencapai Rp87 triliun per tahun, serta memastikan harga lebih terjangkau dan tepat sasaran. Kebijakan tersebut dikemukakan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
"Kebijakan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia lagi-lagi cenderung blunder. Kali ini, Bahlil akan menetapkan kebijakan satu harga LPG 3 kg," kata Fahmy dalam keterangannya, Kamis (3/7/2025).