Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan di The Westin Jakarta, Rabu (19/2/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)

Intinya sih...

  • Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) diperkirakan dapat mengantongi keuntungan sekitar 20 hingga 25 miliar dolar AS atau setara Rp407,5 triliun dari pengelolaan asetnya.
  • BPI Danantara akan memungkinkan perusahaan dalam dan luar negeri untuk melakukan joint venture dalam energi baru terbarukan dengan kapasitas pembangkit EBT mencapai 72 GW.

Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan memperkirakan, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dapat mengantongi keuntungan sekitar 20 hingga 25 miliar dolar AS atau setara Rp407,5 triliun (asumsi kurs Rp16.300). 

Menurutnya, keuntungan ini akan didapatkan dari pengelolaan aset Danantara yang sebesar 900 miliar dolar AS atau Rp14.670 triliun.

"Danantara dengan asetnya 900 miliar dolar AS, asumsikan kita bisa mengelola ini sekitar 100 miliar dolar AS, itu banyak sekali. Lihat keuntungannya, kita bisa mengumpulkan dana dengan mudah, 20-25 miliar dolar AS. Jadi kita bisa investasi sendiri," ujar Luhut saat acara Bloomberg Technoz Economic Outlook di Jakarta Selatan, Kamis (20/2/2025).

1. UEA lirik investasi EBT via Danantara sebesar 10 miliar dolar AS

Ilustrasi Investasi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Tidak hanya bicara mengenai aset dan keuntungan, Luhut menyebut Danantara juga mengizinkan perusahaan dari dalam atau luar Indonesia untuk melakukan joint venture (JV)  temrausk dalam energi baru terbarukan.

"Saya beri contoh, 10 hari yang lalu, saya bertemu dengan Menteri Energi dan Infrastruktur Uni Emirat Arab (UEA), Suhail Mohamed Al Mazrouei dan saya jelaskan kepadanya tentang Dhanantara," ujar dia. 

Dalam penjelasannya kepada Al Mazrouei, Luhut menjabarkan, Pemerintah Indonesia memiliki target mengembangkan pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan kapasitas 72 GW  yang mencakup berbagai jenis sumber energi seperti panas bumi, tenaga air, tenaga angin, dan tenaga surya, termasuk panel surya terapung.

Menurut Luhut, penjelasannya tersebut pun berhasil menarik Menteri Energi dan Infrastruktur UEA, Suhail dan memutuskan ikut bergabung dalam proyek ini. 

"Dan dia berkata, 'Oke'. Melalui JV, kita (UEA) bergabung dengan (berinvestasi) untuk pembangkit EBT dengan kapasitas10 GW. Pembangkit 10 GW itu nilainya setara dengan 10 miliar dolar AS. Jadi dapat dibayangkan ada begitu banyak peluang saat ini. Karena itu, transparansi, manajemennya akan sangat sangat profesional," tutur Luhut. 

 

2. Danantara dipastikan dikelola oleh tim profesional bukan titipan

Gedung Danantara (IDN Times/Dwifantya Aquina)

Luhut menegaskan, struktur organisasi Danantara akan diisi oleh tim yang profesional. Oleh karena itu, ia menggarisbawahi persoalan transparansi dalam tata kelola Danantara akan menjadi ujung tombak kesuksesan konsep baru tersebut.

"(Danantara)  tidak akan dikelola oleh atau mungkin seseorang yang direkomendasikan oleh ini dan itu (titipan). Hal itu tidak akan terjadi, karena ini dijalankan oleh perusahaan profesional dari kedua belah pihak," ujarnya. 

"Jadi itulah mengapa kita berbicara tentang makanan sekolah, berbicara tentang Danantara, berbicara tentang teknologi pemerintah, berbicara juga tentang e-katalog. Kita akan membuat pendekatan yang sangat profesional di bidang apa pun,” tambahnya. 

Di sisi lain, Luhut mengaku telah berdiskusi dengan Presiden Prabowo mengenai tata kelola Danantara. Dia tidak menampik pada tahap awal, mungkin masih akan ada rintangan yang tidak bisa diselesaikan dalam semalam.

“Akan tetapi, faktanya bahwa kita sudah merencanakan, bahwa kita sudah mempersiapkan, kita sudah di jalur yang benar. Jadi untuk semua, para investor dari Indonesia, jika Anda memiliki masalah, jangan ragu. Jika Anda memiliki masalah dengan lisensi di sana-sini, Anda dapat menghubungi kantor saya. Kita bisa mengatasinya, karena kita ingin bersikap transparan di negara ini," tutur Luhut. 

3. Danantara bakal diluncurkan 24 Februari 2025

Infografis Danantara (IDN Times/Aditya Pratama)

Adapun Danantara akan diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 24 Februari 2025. Lembaga ini akan mengelola aset tujuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) raksasa.

Ketujuh BUMN raksasa tersebut, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan MIND ID.

Prabowo sebelumnya menyampaikan, Danantara diperkirakan akan mengelola aset lebih dari 900 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp14.700 triliun atau Rp14,7 kuadriliun.

"Lebih jauh lagi, kami tengah mempersiapkan peluncuran Danantara Indonesia, sovereign wealth fund (dana kekayaan negara) terbaru kami, yang menurut evaluasi awal kami akan mengelola lebih dari 900 miliar dolar AS aset dalam pengelolaan (AUM)," ujar Prabowo dalam acara World Governments Summit 2025 secara virtual, Kamis, 13 Februari 2025.

Editorial Team