Prospek Rumput Laut Menjanjikan, Kemenperin Gelar Business Matching

Jakarta, IDN Times - Ketersediaan bahan baku yang melimpah di Tanah Air dan peluang untuk pengembangan berbagai produk turunan yang bernilai tambah tinggi merupakan alasan industri pengolahan rumput laut memiliki prospek bisnis yang menjanjikan. Dirjen Industri Agro Putu Juli Ardika mengatakan Indonesia juga merupakan tempat yang sesuai untuk pengembangan rumput laut, mulai dari proses budi daya sampai proses hilirisasi.
“Sebagai negara penghasil budi daya rumput laut terbesar kedua di dunia, dalam 10 tahun terakhir, Indonesia masih mendominasi ekspor rumput laut kering, baik untuk konsumsi maupun bahan baku industri,” tutur Putu mewakili Menteri Perindustrian dalam acara Business Matching Industri Pengolahan Rumput Laut dengan Industri Pengguna yang diselenggarakan di Ruang Garuda dan Plaza Industri Kementerian Perindustrian pada 25 - 26 Juni 2024.
1. Pertumbuhan potensi rumput laut belum signifikan
Namun, Dirjen Putu menjelaskan, pertumbuhan potensi rumput laut belum terlihat signifikan untuk ekspor produk-produk hilir yang lebih memiliki nilai tambah. Berdasarkan data, 66,61 persen produk ekspor rumput laut Indonesia didominasi rumput laut kering, sementara rumput laut olahan (karagenan dan agar-agar) masih 33,39 persen.
“Pada tahun 2023, Indonesia memproduksi 10,7 juta ton rumput laut basah. Selama ini pemanfaatan olahan rumput laut sebagian besar digunakan untuk produk makanan dan minuman sebesar 77 persen, sedangkan untuk farmasi, kosmetik, dan lainnya hanya sebesar 23 persen. Industri ini perlu lebih adaptif terhadap perubahan dan perkembangan pasar,” tutur Putu.
2. Dirjen Agro Kemenperin membuka peluang industri rumput laut
Untuk itu, Direktorat Jenderal Industri Agro Kemenperin menggelar Business Matching Industri Pengolahan Rumput Laut dengan Industri Pengguna untuk membuka peluang pengembangan usaha peningkatan daya saing industri dalam negeri, serta mengenalkan berbagai produk olahan berbasis rumput laut.
“Acara ini diikuti sembilan belas perusahaan industri pengolahan rumput laut yang menghasilkan produk berupa karagenan, agar-agar, bioplastik, biostimulan, dan pupuk. Selain itu, acara ini mengundang industri pengguna rumput laut di sektor pangan dan nonpangan di bawah binaan K/L, para asosiasi industri, dan perwakilan pemda,” tutur Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan Kemenperin Dyan Garneta PS.
3. Ditjen Agro Kemenperin targetkan transaksi Rp15 miliar dari acara ini
Dyan mengatakan Business Matching Industri Pengolahan Rumput Laut ini merupakan pelaksanaan Business Matching oleh Direktorat Jenderal Industri Agro yang kedua. Sebelumnya, Business Matching dilaksanakan pada tahun 2022 dan diikuti sebelas industri pengolahan rumput laut. Dari acara tersebut didapatkan kerja sama dengan nilai transaksi Rp6,3 miliar.
“Dalam acara ini terdapat sesi sharing profil perusahaan industri pengolahan rumput laut sebagai media promosi dan pengenalan produk, dilanjutkan dengan pertemuan antara industri pengolahan rumput laut dengan industri pengguna,” tutur Dyan.
Dalam rangkaian acara ini juga akan digelar seminar dengan tema “Future Market Outlook: Seaweed Application for Industry” dengan narasumber dari CBI Belanda. “Kami menargetkan setelah kegiatan ini akan terjadi peningkatan transaksi sebesar Rp15 miliar,” tutur Dyan. (WEB)