Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Trump menunjukkan rincian tarif timbal balik AS. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)
Trump menunjukkan rincian tarif timbal balik AS. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)

Intinya sih...

  • Iklim investasi harus diperbaiki untuk menghadapi tarif Trump

  • Respons internal berpengaruh besar terhadap keberlangsungan industri dalam negeri

Jakarta, IDN Times - Tarif impor resiprokal yang diterapkan Amerika Serikat (AS) terhadap produk Indonesia menjadi tantangan berat bagi eksportir dalam negeri.

Terutama bagi pelaku industri alas kaki atau persepatuan, yang 35 persen ekspornya ditujukan ke AS.

Direktur Eksekutif Aprisindo, Yoseph Billie Dosiwoda, mengatakan, ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk mengantisipasi dampak buruk dari penerapan tarif itu.

"Tarif resiprokal AS ini adalah kondisi eksternal yang mempengaruhi industri dalam negeri yang harapannya menjadi percepatan agenda reformasi struktural melalui pendekatan de-regulasi yang konsisten lintas sektor bagi kondisi internal," kata Billie dalam pernyataan yang diterima IDN Times, Minggu (20/7/2025).

1. Iklim investasi harus diperbaiki

Ilustrasi ekspor-impor. (Dok. Kementerian Keuangan)

Billie mengatakan, kunci utama menghadapi tantangan tarif Presiden AS, Donald Trump adalah memperbaiki iklim investasi agar tetap kondusif dan meningkatkan kemudahan berusaha di dalam negeri.

Hal itu, menurut Aprisindo bisa dilakukan dengan deregulasi (perampingan kebijakan yang lebih mudah dari syarat administrasi dan teknis), mempermudah proses perizinan mudah termasuk pengurusan AMDAL dan syarat Standar Nasional Indonesia (SNI).

Tak lupa juga kebijakan renewable energy solar panel listrik yang terjangkau, kemudahan proses ekspor dan impor, penetapan UMK yang dapat dijangkau berdasarkan inflasi dengan aturan yang jelas tidak berubah-ubah.

"Percepatan deregulasi lintas kementerian dan lembaga perlu segera dilakukan secara cepat, tepat, dan terkoordinasi," tutur Billie.

2. Respons internal berpengaruh besar

ilustrasi ekspor (pexels.com/Kai Pilger)

Secara keseluruhan, Aprisindo menegaskan keberlangsungan industri sangat dipengaruhi berbagai faktor internal dan eksternal.

"Dan tarif resiprokal Presiden Trump sebagai faktor eksternal yang sangat mempengaruhi karena angka ekspor alas kaki di mana pada tahun 2024 mencapai 2.393,74 juta dolar AS (2,4 miliar dolar AS) ke AS yang diharapkan ke depan mengalami peningkatan signifikan," ujar Billie

3. Tingkatkan daya saing produk alas kaki RI

Ilustrasi dolar AS (freepik.com/jcomp)

Meski begitu, melihat tarif yang dikenakan Trump ke Indonesia menjadikan Indonesia sebagai negara yang dengan tarif resiprokal terendah di ASEAN. Aprisindo melihat produk alas kaki Indonesia punya kesempatan bersaing lebih kuat.

Apalagi, menurutnya produk alas kaki Indonesia mempunyai keunggulan dari sisi kualitas.

"Di sektor alas kaki, pekerja Indonesia memiliki keunggulan kualitas dalam membuat alas kaki dengan telaten dan rapih dimana pihak buyer akan mencari kualitas lebih bagus dengan tarif masuk dengan harga yang terjangkau untuk memanfaatkan peluang ini," ujar Billie.

Editorial Team