Logam tanah jarang (rare earth minerals) kini menjadi fondasi utama di balik kemajuan teknologi dunia. Unsur seperti neodymium, praseodymium, dan dysprosium memiliki sifat magnetik dan elektrokimia yang tak tergantikan, menjadikannya bahan baku penting dalam inovasi digital dan energi hijau. Dari ponsel hingga sistem pertahanan, logam ini menggerakkan era modern tanpa banyak disadari masyarakat.
Pada 2025, pasar logam tanah jarang mulai stabil setelah periode fluktuasi harga yang tajam. Permintaan melonjak karena pertumbuhan kendaraan listrik, energi terbarukan, dan perangkat elektronik canggih. Namun, dominasi China atas 90 persen produksi global dan kebijakan kontrol ekspor terbaru memicu kekhawatiran global, mendorong banyak negara untuk mencari jalur pasok alternatif demi ketahanan ekonomi dan keamanan nasional.