Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Negara Penghasil Logam Tanah Jarang Terbesar di Dunia

Mineral Kasiterit (SnO2) dan mineral ikutannya, Conto dari Pulau Bangka, Bangka-Belitung (Dok Kementerian ESDM)
Mineral Kasiterit (SnO2) dan mineral ikutannya, Conto dari Pulau Bangka, Bangka-Belitung (Dok Kementerian ESDM)
Intinya sih...
  • China menjadi produsen logam tanah jarang terbesar di dunia, menguasai dua pertiga dari produksi global.
  • Amerika Serikat berada di posisi kedua dengan tambang Mountain Pass di California sebagai pemasok penting untuk pasar internasional.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Logam tanah jarang, atau rare earth elements (REE) adalah kelompok 17 unsur kimia yang sangat penting dalam berbagai teknologi modern seperti kendaraan listrik, turbin angin, baterai, ponsel, hingga sistem pertahanan. Karena peran vitalnya, permintaan terhadap logam tanah jarang terus meningkat.

Meskipun disebut langka, elemen ini sebenarnya cukup melimpah di kerak bumi, tetapi sulit ditemukan dalam konsentrasi tinggi yang ekonomis untuk ditambang. Berikut lima negara penghasil logam tanah jarang terbesar di dunia berdasarkan data produksi global terbaru.

1. China

Ilustrasi Bendera China (pixabay.com/thedigitalartist-202249)
Ilustrasi Bendera China (pixabay.com/thedigitalartist-202249)

China secara konsisten menjadi produsen logam tanah jarang terbesar di dunia. Sekitar dua pertiga dari produksi global berasal dari negara ini.

Keunggulan China tidak hanya dalam volume produksi, tetapi juga dalam penguasaan rantai pasok global, termasuk pemurnian. Wilayah seperti Bayan Obo di Mongolia Dalam dan Jiangxi adalah pusat produksi utama. Pengaruh China terhadap pasar global sangat kuat karena kontrol terhadap harga, ekspor, dan teknologi pengolahan.

2. Amerika Serikat

Ilustrasi Bendera Amerika Serikat (pixabay.com/thedigitalartist-202249)
Ilustrasi Bendera Amerika Serikat (pixabay.com/thedigitalartist-202249)

Amerika Serikat berada di posisi kedua, dengan produksi utama berasal dari tambang Mountain Pass di California. Setelah sempat berhenti beroperasi, tambang ini kembali aktif dan kini menjadi pemasok penting untuk pasar internasional.

Meski produksinya cukup besar, sebagian besar logam tanah jarang dari AS masih dikirim ke China untuk dimurnikan karena keterbatasan fasilitas domestik. Pemerintah AS sedang berupaya membangun infrastruktur pengolahan sendiri guna mengurangi ketergantungan ini.

3. Myanmar

Ilustrasi Bendera Myanmar (pixabay.com/openclipart-vectors-30363)
Ilustrasi Bendera Myanmar (pixabay.com/openclipart-vectors-30363)

Myanmar menjadi pemain penting dalam industri logam tanah jarang, terutama karena peranannya sebagai pemasok elemen tanah jarang berat yang sulit ditemukan di tempat lain. Produksi Myanmar meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir dan sebagian besar diekspor ke China.

Meski demikian, industri pertambangan di negara ini menghadapi tantangan besar, seperti kurangnya regulasi lingkungan dan transparansi dalam pengelolaan tambang.

4. Australia

Ilustrasi Bendera Australia (pixabay.com/marius_oberholster-20323698)
Ilustrasi Bendera Australia (pixabay.com/marius_oberholster-20323698)

Australia memiliki cadangan logam tanah jarang yang signifikan dan terus mengembangkan produksinya. Tambang Mount Weld adalah salah satu yang terbesar di dunia. Produksi logam tanah jarang Australia umumnya difokuskan pada elemen seperti neodymium dan praseodymium, yang sangat dibutuhkan untuk magnet permanen dalam motor kendaraan listrik dan turbin angin.

Australia juga sedang membangun fasilitas pengolahan agar dapat memproses hasil tambang secara mandiri dan memasok pasar global secara lebih kompetitif.

5. India

Ilustrasi Bendera India (pixabay.com/openclipart-vectors-30363)
Ilustrasi Bendera India (pixabay.com/openclipart-vectors-30363)

India memiliki potensi logam tanah jarang yang besar, terutama di wilayah pesisir seperti Odisha dan Andhra Pradesh. Meski produksinya masih relatif kecil, India terus meningkatkan eksplorasi dan teknologi pengolahan untuk memanfaatkan potensi ini.

Pemerintah India mendorong pengembangan industri logam tanah jarang untuk mendukung sektor energi terbarukan dan pertahanan. Dengan investasi yang tepat, India berpotensi naik peringkat dalam beberapa tahun ke depan.

Kelima negara ini menunjukkan bagaimana distribusi produksi logam tanah jarang sangat dipengaruhi oleh faktor geopolitik, teknologi, dan kapasitas pemrosesan. Ketergantungan global terhadap beberapa negara produsen, khususnya China mendorong banyak negara lain untuk meningkatkan produksi dan memperkuat rantai pasok domestik.

Dalam beberapa tahun ke depan, pergeseran produksi kemungkinan besar akan terus berlanjut mengikuti dinamika pasar dan kebijakan energi bersih global.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us