Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi lansia (pexels.com/Ivan Samkov)
ilustrasi lansia (pexels.com/Ivan Samkov)

Masa pensiun seharusnya jadi waktu yang menyenangkan setelah puluhan tahun bekerja. Tapi sayangnya, banyak orang kelas menengah justru kesulitan finansial di usia tua karena beberapa kesalahan yang sebenarnya bisa dihindari.

Menurut para ahli, kesalahan dalam perencanaan keuangan bisa bikin tabungan pensiun cepat habis atau bahkan tidak cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Kamu tentu gak mau hal ini terjadi, bukan? Nah, berikut enam kesalahan yang sering dilakukan dan cara menghindarinya.

1. Menganggap remeh biaya hidup saat pensiun

ilustrasi lansia (pexels.com/Kampus Production)

Banyak orang merasa kebutuhan hidup akan menurun setelah pensiun, padahal gak selalu begitu, lho. Menurut Taylor Kovar, perencana keuangan bersertifikat, kesalahan umum yang sering terjadi adalah meremehkan jumlah uang yang akan dibutuhkan nanti. Hal ini bisa terjadi karena fokus hanya pada pengeluaran saat ini tanpa memikirkan inflasi atau biaya tak terduga.

Kalau kamu gak menghitung dengan detail, bisa saja kaget saat melihat biaya hidup tetap tinggi atau bahkan lebih besar karena ada tambahan biaya kesehatan dan kebutuhan lain. Solusinya, buat perencanaan keuangan jangka panjang yang realistis, dan pastikan memperhitungkan semua kemungkinan pengeluaran.

2. Tidak menabung cukup untuk masa pensiun

ilustrasi rekening bank (freepik.com/rawpixel.com)

Penghasilan yang habis untuk kebutuhan sehari-hari, cicilan, atau gaya hidup sering kali membuat tabungan pensiun terabaikan. Liam Hunt, direktur di SophisticatedInvestor.com, menjelaskan bahwa banyak orang tidak menabung cukup karena tingginya biaya hidup dan utang. Akibatnya saat pensiun tiba, dana yang terkumpul gak cukup untuk menopang hidup hingga akhir hayat, apalagi kalau usia terus bertambah panjang.

Supaya aman, biasakan menyisihkan dana khusus pensiun sejak dini. Gunakan rekening terpisah atau instrumen investasi jangka panjang yang sulit diambil sebelum waktunya. Semakin cepat mulai, semakin ringan beban menabungnya.

3. Mengandalkan satu sumber penghasilan

ilustrasi gaji (pexels.com/Kaboompics.com)

Pensiun hanya mengandalkan satu sumber pemasukan, seperti pensiun bulanan atau jaminan sosial, bisa jadi berisiko. Taylor Kovar menyarankan untuk punya beberapa sumber pendapatan, misalnya investasi, properti sewa, atau pekerjaan paruh waktu.

Diversifikasi pendapatan ini bisa memberi rasa aman. Jadi kalau satu sumber terganggu, masih ada penopang lain. Semakin beragam sumber pemasukan, semakin kecil risiko keuangan kamu terguncang.

4. Tidak siap dengan biaya kesehatan yang melonjak

ilustrasi pasien rumah sakit (vecteezy.com/Thanongsak Sukjai)

Seiring bertambahnya usia, kebutuhan kesehatan biasanya meningkat. Mulai dari pemeriksaan rutin sampai pengobatan penyakit tertentu, semua butuh biaya besar. Tanpa asuransi kesehatan atau dana khusus, tabungan pensiun bisa cepat terkuras.

Taylor Kovar menekankan pentingnya punya rencana yang jelas untuk menutupi biaya medis. Artinya, selain memiliki asuransi, kamu juga perlu menyiapkan dana darurat khusus kesehatan. Dengan begitu, kebutuhan berobat tidak akan mengganggu rencana keuangan lainnya.

5. Terlalu bergantung pada pasar investasi tanpa persiapan risiko

ilustrasi investasi (pexels.com/George Morina)

Investasi di pasar saham memang bisa memberi keuntungan besar, tapi juga punya risiko tinggi. Taylor Kovar mengingatkan bahwa ketidakpastian pasar dan penurunan ekonomi bisa menggerus nilai portofolio.

Kalau gak memahami cara mengelola risiko, kerugian ini bisa memengaruhi keuangan pensiun. Solusinya, pelajari strategi investasi yang sesuai dengan profil risiko dan usia. Diversifikasi aset dan konsultasi dengan perencana keuangan juga bisa membantu mengurangi dampak buruk pasar.

6. Mengabaikan faktor inflasi

ilustrasi lansia (pexels.com/Mikhail Nilov)

Inflasi adalah salah satu musuh terbesar keuangan pensiun. Liam Hunt menjelaskan bahwa nilai uang bisa terus berkurang seiring waktu, membuat dana pensiun yang awalnya terlihat besar menjadi gak cukup.

Kalau kamu hanya mengandalkan pemasukan tetap yang tidak menyesuaikan dengan inflasi, daya beli akan menurun drastis. Karena itu, penting untuk memilih instrumen keuangan yang bisa mengimbangi atau melampaui laju inflasi, misalnya reksa dana saham, obligasi jangka panjang, atau properti.

Masa pensiun yang nyaman bukan cuma soal punya tabungan banyak, tapi juga bagaimana kamu mengelola dan mempersiapkannya sejak jauh-jauh hari. Menghindari kesalahan-kesalahan tadi, akan membuatmu lebih aman secara finansial.

Pensiun seharusnya jadi masa menikmati hasil kerja keras, bukan waktu untuk pusing memikirkan tagihan. Mulailah perencanaan dari sekarang, supaya masa tua kamu bisa benar-benar tenang dan membahagiakan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team