Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) tengah mempersiapkan puluhan kesepakatan perdagangan baru dalam waktu dekat. Menteri Perdagangan Howard Lutnick mengumumkan rencana ini pada Jum'at (9/5/2025), sebagai bagian dari strategi menurunkan defisit perdagangan yang tembus 1,2 triliun dolar AS (Rp19,8 kuadriliun). Langkah ini juga menanggapi efek negatif dari tarif impor tinggi yang diberlakukan sejak April 2025.
Pemerintah AS menargetkan penghapusan hambatan tarif dan pembukaan akses pasar bagi produk domestik, khususnya di sektor pertanian dan manufaktur. Inggris disebut sebagai mitra prioritas setelah menandatangani kerangka kerja perdagangan awal sehari sebelumnya. Meski begitu, detail dari sejumlah kesepakatan masih belum final.
Keputusan ini menjadi sorotan global karena berpotensi mengubah arah perdagangan dunia. Negosiasi dengan Tiongkok, yang berlangsung di Swiss pada 9-12 Mei 2025, akan menjadi ujian penting untuk meredakan perang dagang dan membuka jalan bagi kesepakatan yang lebih luas.