Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump Usul Potong Tarif China dari 145 Persen Jadi 80 Persen

Pada 19 Maret 2016, Donald Trump mengadakan rapat umum di Fountain Park, Fountain Hills, Arizona. (Gage Skidmore, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Presiden AS Donald Trump akan memangkas tarif produk China dari 145 persen menjadi 80 persen.
  • Menteri Keuangan Scott Bessent akan memutuskan rencana pemangkasan dalam perundingan akhir pekan nanti.

Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengisyaratkan akan memangkas tarif terhadap produk China dari 145 persen menjadi 80 persen. Pernyataan ini muncul hanya beberapa hari sebelum pertemuan penting antara delegasi kedua negara di Swiss.

Wacana ini dinilai sebagai upaya untuk meredakan ketegangan dagang yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.bTrump menyampaikan pandangannya melalui media sosial pada Jumat (9/5/2025) pagi waktu setempat.

“Tarif 80 persen untuk China sepertinya tepat! Terserah Scott B,” tulis Trump, merujuk pada Menteri Keuangan Scott Bessent, seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (10/5/2025).

Rencana pemangkasan ini akan diputuskan oleh Bessent yang memimpin delegasi AS dalam perundingan akhir pekan nanti.

1. Delegasi AS dan China akan bertemu di Swiss akhir pekan ini

ilustrasi negosiasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Bessent dan Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, dijadwalkan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng, pada Sabtu dan Minggu di Jenewa. Ini akan menjadi dialog tingkat tinggi pertama antara kedua negara sejak Trump meluncurkan kebijakan tarifnya. Pemerintah AS menyebut pertemuan ini sebagai sinyal positif di tengah ketegangan ekonomi global.

China telah mengirim delegasi yang dipimpin oleh He Lifeng, seorang negosiator kawakan yang dikenal efektif di kancah internasional. Kementerian Perdagangan China menyatakan, keputusan untuk berkomunikasi dengan AS diambil setelah mempertimbangkan berbagai faktor.

“Pihak China dengan cermat mengevaluasi informasi dari AS dan memutuskan untuk mengadakan kontak setelah mempertimbangkan harapan global, kepentingan nasional, dan permintaan dari pelaku usaha serta konsumen AS,” ujar juru bicara kementerian, dikutip dari Sky News.

Gedung Putih juga menanggapi pertemuan ini dengan optimisme. Penasihat ekonomi Kevin Hassett mengatakan, iklim diskusi terlihat menjanjikan.

“Segala hal yang terjadi dalam pertemuan di Swiss sangat menjanjikan bagi kami. Kami melihat adanya rasa hormat dan juga tanda-tanda perkembangan positif,” katanya kepada CNBC International.

2. Perang tarif telah melumpuhkan ekspor dan memukul ekonomi

ilustrasi ekspor (pexels.com/Mark Stebnicki)

Dampak perang tarif terlihat jelas pada data perdagangan terbaru. Ekspor China ke AS anjlok 17,6 persen pada April, meskipun total ekspor secara global naik 8,1 persen dan mengalahkan prediksi analis. Sementara itu, tarif balasan China terhadap produk AS telah mencapai 125 persen, menambah tekanan pada kedua ekonomi raksasa dunia tersebut.

Zhiwei Zhang dari Pinpoint Asset Management menyebut bahwa efek kerusakan akibat tarif belum sepenuhnya tercermin di laporan bulan lalu.

“Kerusakan dari tarif AS belum muncul dalam data perdagangan April,” katanya.

Ia memperkirakan dampak negatif akan lebih nyata dalam beberapa bulan ke depan.

Bank sentral China telah menurunkan suku bunga dan cadangan wajib bank sebagai respons terhadap tekanan ekonomi. Pemerintah juga memperluas fasilitas pinjaman untuk menopang sektor manufaktur. Langkah ini diambil di tengah ancaman deflasi yang membayangi perekonomian China.

3. Tekanan ekonomi dirasakan kedua negara dan pasar global

ilustrasi perang dagang antara China dan Amerika Serikat. (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Tarif tinggi yang saling diberlakukan antara AS dan China telah menimbulkan kekhawatiran global. Investor resah dengan lonjakan harga dan gangguan pasokan barang konsumsi. Di AS, efeknya bahkan disebut turut menyebabkan kontraksi ekonomi pada kuartal pertama tahun ini.

Bank sentral AS memilih menahan pemangkasan suku bunga karena tarif dinilai akan mendorong inflasi. Di sisi lain, pasar keuangan menyambut baik kabar pertemuan di Swiss. Nilai dolar dan saham global melonjak pada Jumat sebagai respons atas kemungkinan meredanya tensi dagang.

Trump sendiri menyebut bahwa negosiasi akhir pekan ini akan berlangsung serius.

“Kami akan lihat. Saat ini tarif sudah di 145 persen jadi kami tahu itu akan turun. Saya rasa hubungan kami akan sangat baik,” ujarnya kepada wartawan.

Komentar itu memperkuat spekulasi Gedung Putih sedang mencari jalan keluar dari konflik dagang yang terus memanas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us