Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
PRUI VIP & Pameran Lobby Day 2 DN-22.jpg
Produk black garlic yang dijual oleh Cardimus (dok. Sampoerna)

Intinya sih...

  • Fatimah mendirikan perusahaan Cardimus setelah menemukan black garlic atau bawang hitam yang sukses di pasaran.

  • Cardimus telah berkembang pesat dengan keuntungan bersih mencapai Rp400 juta per bulan dan berhasil melakukan ekspor ke beberapa negara.

  • Fatimah berpesan kepada pelaku UMKM lainnya untuk memiliki mindset maju, impian besar, dan terus berusaha tanpa kenal menyerah.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Perubahan saat menjalankan bisnis biasanya dihindari oleh sejumlah pengusaha apalagi UMKM, terlebih jika itu menyangkut produk yang dijualnya. Namun, lain halnya dengan Fatimah yang justru bisa mendirikan perusahaan sendiri ketika mengubah fokus produk jualannya.

Fatimah adalah lulusan kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) yang lama bekerja sebagai karyawan swasta. Singkat cerita, Fatimah meninggalkan pekerjaannya sebagai karyawan swasta untuk memenuhi panggilan pulang, kembali ke almamaternya, IPB.

Di sana, dia bersama sang suami yang juga lulusan IPB mengembangkan Toko “Serambi Botani” milik kampus tersebut.  Produk yang dijual toko ini merupakan hasil penelitian para dosen IPB dan kemudian dijual untuk konsumen umum.

1. Bertemu dengan black garlic

ilustrasi bawang hitam (eatingwell.com)

Di tengah usahanya tersebut, Fatimah ditawarkan black garlic atau bawang hitam oleh seorang pria lanjut usia.

“Saya coba rasanya bagus, beda dengan yang lain. Akhirnya kita coba develop lebih serius dan penerimaannya bagus sekali di konsumen, growth-nya sangat besar,” ujar Fatimah dalam pernyataan tertulisnya, dikutip Jumat (12/9/2025).

Untuk diketahui, black garlic atau bawang hitam dengan segudang khasiat baik untuk tubuh ini sebenarnya adalah bawang putih yang difermentasi dalam periode waktu dan suhu tertentu. Hasil fermentasi membuat bawang berwarna hitam menyeluruh dengan tekstur seperti dodol. Rasanya pun berubah menjadi asam manis.

Secara umum, bawang hitam memiliki segudang khasiat, seperti meningkatkan fungsi otak dan memori, membantu mengontrol gula darah, serta relatif aman dikonsumsi oleh penderita asam lambung.

Kemudian pada 2015, Fatimah memutuskan mendirikan perusahaan sendiri di bawah bendera PT Alam Scientia dengan jenama utama adalah “Cardimus”. Bisnis pun berkembang pesat hingga akhirnya memiliki pabrik sendiri di Ciawi, Bogor. Cardimus kini memiliki 12 orang pekerja tetap dan puluhan orang lain yang bekerja sebagai pekerja harian. 

Tak hanya menjual bawang hitam, Fatimah juga mengembangkan varian produk lainnya seperti ekstrak bawang hitam. Dia terinspirasi dengan penelitian di Korea dan China yang menyebutkan ekstrak bawang hitam bisa membantu meringankan radang tenggorokan hingga untuk terapi liver. Cardimus juga mengembangkan varian pasta hingga suplemen kesehatan karena melihat tren konsumsi anak-anak muda.

Kini, Cardimus diklaim mampu memproduksi bawang hitam hingga 2,5 ton per bulan, dengan perkiraan keuntungan bersih mencapai Rp400 juta per bulan.

2. Lebarkan sayap ke negara lain

Ilustrasi ekspor (Foto: IDN Times)

Tidak hanya di dalam negeri, Cardimus juga eksis di luar negeri. Terlepas dari segala tantangan yang ada, Fatimah telah melakukan ekspor produk-produk Cardimus ke sejumlah negara, seperti Brunei Darussalam, Australia, Malaysia, dan Singapura.

Hal tersebut diakui Fatimah bisa dilakukannya dengan pendampingan dari Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC). Melalui pelatihan SETC, Fatimah mengaku mendapat banyak ilmu termasuk tips menembus pasar ekspor hingga pengembangan sumber daya manusia. Fatimah juga mendapat bantuan SETC saat mengikuti China International Import Export 2023.

“Pada saat itu karena track record kami cukup bagus, akhirnya kami ajukan pendanaan untuk tiket pesawat, akomodasi, dan lain-lain di-support oleh SETC.  Kami sebagai pengusaha UMKM juga sangat perlu pendampingan, di-upgrade lagi ilmunya. Walau usia saya sudah segini, tapi belajar itu penting dan networking yang kedua,” ucap perempuan berusia 60 tahun tersebut.

3. Pesan Fatimah kepada pelaku UMKM lain

Produk black garlic yang dijual oleh Cardimus (dok. Sampoerna)

Sejak bergabung dengan SETC, Cardimus selalu hadir dalam gelaran Pesta Rakyat untuk Indonesia, yang merupakan kolaborasi bagi pengusaha UMKM dan masyarakat untuk saling terhubung, belajar, dan berkembang. Tahun ini, Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025 digelar dalam perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 dan merayakan 112 tahun kiprah Sampoerna di Indonesia.

Sampoerna berkomitmen untuk mengembangkan UMKM melalui program Sampoerna Retail Community (SRC) dan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) di bawah Payung Program Keberlanjutan “Sampoerna untuk Indonesia”.  Program SRC membina lebih dari 250.000 toko kelontong tradisional di seluruh Indonesia melalui pelatihan, digitalisasi, serta integrasi teknologi untuk meningkatkan omzet dan daya saing. 

Selain itu, melalui program SETC, Sampoerna telah melatih lebih dari 97 ribu peserta, membina 1.600 UMKM, dengan lebih dari 200 UMKM berhasil ekspor. Didukung dengan fasilitas pelatihan seluas 27 hektare di Pasuruan, Jawa Timur, SETC menjadi pusat pengembangan UMKM yang berdaya saing global. Di sisi lain, Fatimah memiliki pesan khusus kepada para pelaku UMKM lainnya yang masih merintis saat ini.

“Pertama harus punya mindset untuk maju, punya impian untuk bisa. Misal, saya harus bisa ekspor ke sana, enggak boleh menyerah, meski kerap kali enggak dapet, tapi harus terus berusaha, gunakan seluruh hati dan pikirin untuk mencapai tujuan,” ujar Fatimah.

Editorial Team