Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Klarifikasi Airlangga Soal Produk Impor AS Dapat Bea Masuk Nol Persen

WhatsApp Image 2025-07-21 at 18.40.29.jpeg
Airlangga Hartarto saat mengumumkan tarif Trump 19 persen tidak meski berlaku 1 Agustus 2025 (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengklarifikasi soal pemberian tarif bea masuk nol persen terhadap semua produk impor Amerika Serikat (AS) dalam negosiasi tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump.

Seperti yang diketahui, penurunan tarif bea masuk itu merupakan salah satu dari komitmen Indonesia ke AS demi membujuk Trump memangkas tarif resiprokal sebesar 32 persen. Kini, Trump memangkas tarifnya menjadi 19 persen.

Airlangga mengatakan, selama ini sekitar 60 persen dari 11.555 jenis produk berdasarkan kode HS yang diimpor Indonesia dari AS sudah dikenakan tarif bea masuk yang rendah, yakni di bawah nol persen.

Lebih rinci, 12 persen dari 11.555 jenis produk, atau tepatnya 1.386 jenis produk sudah dikenakan bea masuk mendekati nol persen selama ini. Sementara, 47 persen dari 11.555 jenis produk, atau tepatnya 5.430 jenis produk selama ini dikenakan bea masuk mendekati 5 persen.

"Jadi Amerika sebetulnya sudah dapat 60 persen di bawah 5 persen," ucap Airlangga dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (21/7/2025).

Dia mengatakan, pemerintah sudah memberikan kelonggaran bea masuk itu pada negara lain, terutama yang terikat perjanjian dagang dengan Indonesia, seperti negara-negara ASEAN, China, Jepang, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.

Selain itu, bea masuk nol persen juga akan diberikan ke Eropa setelah Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership (IEU-CEPA) berlaku.

Atas dasar hal tersebut, pemerintah memutuskan memberikan kelonggaran bea masuk menjadi nol persen kepada AS.

"Nah dengan adanya perjanjian tersebut, maka Amerika kita perluas menjadi mayoritas menjadi nol persen, dan ini sudah kita berikan kepada CEPA-CEPA yang lain," tutur Airlangga.

Di sisi lain, menurutnya produk yang diimpor dari AS memang dibutuhkan bagi industri dalam negeri, seperti gandum hingga kedelai.

"Jadi dengan demikian tidak ada tambahan secara keseluruhan terhadap barang impor," ujar Airlangga.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us