Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Berkunjung ke pabrik Hyundai di Cikarang (IDN Times/Fadhliansyah)

Jakarta, IDN Times - Indonesia menjadi salah satu target favorit buat Korea Selatan untuk berinvestasi. Ada berbagai alasan mengapa Indonesia bisa menjadi mitra strategis buat Korea Selatan, baik skala nasional maupun dari pihak swasta.

Nilai investasi Korea Selatan ke Indonesia memang terbilang cukup besar. Data dari Kementerian Perdagangan di situs resminya, hanya dalam empat hari penyelenggaraan Trade Expo Indonesia ke-39, 9 hingga 12 Oktober 2024 lalu, nilai kesepakatan bisnis Korea Selatan ke Indonesia telah mencapai 296,10 juta dolar Amerika Serikat atau setara Rp4,64 triliun.

Angka ini muncul dengan proporsi beragam, seperti makanan dan minuman, rempah-rempah, jasa kesehatan, pelet kayu, produk kimia, kosmetik original equipment manufacturer (OEM), makanan laut beku, kelapa sawit, batu bara, sabun, hingga investasi dengan bentuk lain di Indonesia.

"Indonesia menjadi strategis karena alasan bisnis substansial, bukan cuma diplomasi," ujar Profesor Riset Yonsei University, Ko Young Kyung, dalam diskusi program Indonesia-Korea Journalist Network yang diselenggarakan Foreign Policy Community Indonesia (FPCI) bersama Korea Foundation beberapa waktu lalu.

1. Sederet alasan yang tarik Korea Selatan

Perakitan mobil Hyundai (IDN Times/Fadhliansyah)

Bahan mentah, energi, serta infrastruktur, menjadi aset buat Indonesia dalam kerja sama dengan Korea Selatan. Dengan melimpahnya sumber daya Indonesia dan banyak yang tak dimiliki oleh Korea Selatan, tentu bisa jadi celah.

Selain itu, jumlah tenaga kerja di Indonesia juga besar dan kompetitif. Pasar yang terus bertumbuh juga bisa dimanfaatkan dalam upaya meningkatkan kerja sama dari kedua negara.

"Korea Selatan punya keunggulan teknologi, sementara Indonesia sumber daya alam. Jadi, di sini akan menciptakan kolaborasi yang pas, saling menguntungkan," kata Ko.

2. Awas, Vietnam saingannya

Staf Khusus Kepala Otorita IKN Bidang Komunikasi Publik Otorita IKN Troy Pantouw dan Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN Agung Wicaksono dalam Media Briefing di IKN. (IDN Times/Triyan).

Meski begitu, menurut Ko, Indonesia memiliki kekurangan dalam urusan komunikasi. Hal inilah yang membuat Indonesia kurang cepat dalam menangkap peluang dari investasi asing. Alhasil, Indonesia masih kalah dari Vietnam dalam menggaet investor dari Korea Selatan.

"Informasi bisnis di Vietnam mudah diakses. Tapi, Indonesia belum terstruktur dengan baik informasi bisnisnya. Komunikasi harus jelas, diperbaiki. Dengan begitu akan lebih banyak pebisnis masuk ke Indonesia," kata Ko.

3. Harus ada perbaikan

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani saat membuka acara Forum Kemitraan Investasi (FKI) di Jakarta (12/12).  (dok. Kementerian Investasi)

Selain itu, Vietnam yang lebih dekat dengan Korea Selatan juga menjadi faktor lain untuk diperhitungkan. Dengan fakta itu, rantai pasoknya akan lebih sederhana dan biaya menjadi kian murah. Apalagi, pemerintah Vietnam juga memberikan dukungannya.

"Tapi, Indonesia punya keunggulan sumber daya alam yang melimpah. Maka dari itu, harus ada perbaikan iklim investasi dan infrastruktur yang baik," ujar Ko.

Editorial Team