Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Bendera Korea (freepik.com/pranavkr)
Ilustrasi Bendera Korea (freepik.com/pranavkr)

Intinya sih...

  • Korea Selatan menolak tuntutan pembayaran tunai investasi 350 miliar dolar AS (Rp5,8 kuadriliun) untuk pengurangan tarif AS.

  • Komitmen investasi akan diwujudkan dalam bentuk pinjaman, jaminan pinjaman, dan ekuitas investasi proyek-proyek di AS.

  • Negosiasi masih buntu akibat perbedaan pandangan antara kedua negara, Korea Selatan mencari solusi alternatif jelang KTT APEC.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Korea Selatan menyampaikan ketidakmampuannya membayar investasi sebesar 350 miliar dolar Amerika Serikat (AS) (Rp5,8 kuadriliun) secara tunai kepada AS. Hal itu sebagaimana yang diminta Presiden Donald Trump dalam skema pengurangan tarif impor.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh penasihat presiden Korea Selatan Wi Sung-lac pada Sabtu (27/9/2025). Dia menegaskan bahwa negara itu sedang mencari solusi alternatif untuk melanjutkan negosiasi dagang.

Pada Kamis (25/9/2025), Presiden Donald Trump kembali menyebut bahwa investasi Korea Selatan dalam kesepakatan tarif seharusnya diberikan dimuka, menyoroti ketegangan dalam negosiasi antara kedua negara terkait besaran dan mekanisme pembayaran komitmen tersebut.

1. Tekanan permintaan pembayaran tunai dimuka dari AS

Penasihat keamanan nasional Korea Selatan, Wi Sung-lac, menuturkan secara gamblang bahwa negaranya tidak mungkin mematuhi tuntutan pembayaran tunai investasi sebesar 350 miliar dolar AS (Rp5,8 kuadriliun) untuk menghadapi pengurangan tarif AS.

"Kami tidak dapat membayar 350 miliar dolar AS (Rp5,8 kuadriliun) dalam bentuk tunai," kata Wi, dikutip Bloomberg.

Di sisi lain, Presiden Trump mengatakan tarif untuk negara Jepang mencapai 550 miliar dolar AS (Rp9,1 kuadriliun) dan Korea Selatan 350 miliar dolar AS (Rp5,8 kuadriliun) yang harus dibayarkan dimuka, makin menambah tekanan negosiasi.

Pemerintah Korea Selatan mengkhawatirkan persyaratan pembayaran tunai tersebut bisa mengguncang stabilitas perekonomian nasional yang memiliki cadangan devisa sekitar 410 miliar dolar AS (Rp6,8 kuadriliun).

2. Rincian kesepakatan awal dan upaya negosiasi lanjutan

Komitmen investasi 350 miliar dolar AS (Rp5,8 kuadriliun) oleh Korea Selatan yang dijanjikan sejak kesepakatan awal pada Juli 2025, dirancang bukan dalam bentuk pembayaran tunai. Menurut pejabat Korea Selatan, komitmen tersebut akan diwujudkan dalam bentuk pinjaman, jaminan pinjaman, serta ekuitas investasi proyek-proyek di AS.

Presiden Lee Jae-myung bahkan menambahkan bahwa pembayaran secara penuh tanpa perlindungan seperti currency swap dapat membahayakan ekonomi Korea Selatan.

"Jika dilakukan secara tunai tanpa perlindungan, ekonomi kita bisa terancam krisis," ujar Lee, dikutip Taipei Times.

Hal ini karena nilai komitmen investasi hampir 84 persen dari total cadangan devisa Korea Selatan sendiri.

3. Kebuntuan dan solusi alternatif jelang KTT APEC

Pemerintah Korea Selatan menyatakan bahwa negosiasi untuk meresmikan kesepakatan ini masih buntu akibat perbedaan pandangan antara kedua negara. Selain menolak pembayaran tunai, Korea Selatan juga keberatan atas tuntutan AS untuk mengendalikan penggunaan dana investasi tersebut.

Wi Sung-lac menyampaikan pihaknya kini sedang mencari solusi alternatif.

"Kami sedang mendiskusikan langkah alternatif," kata Wi Sung-lac.

Korea Selatan menargetkan dapat mencapai titik temu dalam KTT Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) bulan Oktober 2025 yang akan dihadiri Presiden Trump di Seoul.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team