Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Presiden Korsel Peringatkan Krisis jika Penuhi Permintaan Investasi AS

Ilustrasi Bendera Korea (freepik.com/pranavkr)
Ilustrasi Bendera Korea (freepik.com/pranavkr)
Intinya sih...
  • Negosiasi investasi antara Korea Selatan dan AS masih buntu, terutama terkait komitmen investasi sebesar 350 miliar dolar AS dari Korea Selatan ke AS.
  • Risiko krisis ekonomi jika syarat AS diterima tanpa perlindungan, Lee Jae Myung membandingkan kondisi negaranya dengan Jepang yang telah setuju melakukan investasi besar ke AS.
  • Korea Selatan tidak akan mengorbankan kepentingan ekonomi dalam negeri demi merampungkan kesepakatan secara terburu-buru dengan AS, tetap menjaga hubungan penting dengan AS.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung, menyampaikan peringatan penting terkait permintaan investasi Amerika Serikat (AS) yang saat ini menjadi pembahasan utama dalam negosiasi perdagangan kedua negara. Lee menilai bahwa syarat investasi tersebut dapat menimbulkan risiko besar terhadap stabilitas ekonomi nasional jika tidak disertai mekanisme perlindungan yang memadai.

Lee mengungkapkan, potensi krisis ekonomi yang bisa terjadi dapat menyamai krisis finansial tahun 1997 yang pernah melanda Korea Selatan. Pernyataan ini disampaikan menjelang kunjungan Lee ke New York dalam rangka menghadiri Sidang Umum PBB dan pertemuan dewan keamanan pada pekan yang sama.

1. Negosiasi investasi antara Korea Selatan dan AS masih buntu

Dalam wawancara dengan Reuters, Lee Jae Myung mengatakan bahwa negosiasi perdagangan antara Seoul dan Washington masih berjalan alot, khususnya terkait komitmen investasi sebesar 350 miliar dolar AS (Rp5,8 kuadriliun) dari Korea Selatan ke AS.

"Tanpa adanya perjanjian currency swap, jika kami menarik 350 miliar dolar AS (Rp5,8 kuadriliun) seperti yang diminta AS dan menginvestasikannya secara tunai di Amerika, Korea Selatan bisa menghadapi situasi seperti krisis keuangan 1997," ujar Lee.

Perselisihan utama terletak pada bagaimana investasi besar tersebut akan dijalankan dan siapa yang akan mengendalikan distribusi ke sektor-sektor strategis seperti semiconductor, mineral penting, dan kecerdasan buatan.

2. Risiko krisis ekonomi jika syarat AS diterima tanpa perlindungan

Lee Jae Myung secara gamblang membandingkan kondisi negaranya dengan Jepang, yang sebelumnya telah setuju melakukan investasi 550 miliar dolar AS (Rp9,1 kuadriliun) ke AS namun dilengkapi perlindungan cadangan devisa dan perjanjian swap.

"Jepang punya lebih dari dua kali lipat cadangan devisa kami dan mata uang yen sebagai mata uang internasional, serta jalur swap dengan AS, sedangkan kami tidak," kata Lee, dilansir India Today.

Lee menambahkan tekanannya pada pentingnya instrumen keuangan sebagai penyangga.

"Kami membutuhkan kesepakatan swap mata uang untuk menghindari krisis ekonomi besar akibat arus modal keluar yang masif," katanya, menyoroti perbedaan fundamental antara ekonomi Korea Selatan dan Jepang di hadapan risiko global saat ini.

3. Tanggapan Korea Selatan dan upaya penyelesaian

Kantor kepresidenan Korea Selatan secara resmi menyatakan bahwa Lee Jae Myung tidak akan mengorbankan kepentingan ekonomi dalam negeri demi merampungkan kesepakatan secara terburu-buru dengan AS.

"Kami tidak bisa memenuhi seluruh tuntutan AS. Presiden Lee tetap berkomitmen menjaga kepentingan nasional daripada tunduk pada tekanan penyelesaian cepat," kata juru bicara istana.

Pemerintah Korea Selatan berupaya mencari format implementasi yang tidak akan membebani stabilitas finansial nasional dengan tetap menjaga hubungan penting dengan AS.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

Presiden Korsel Peringatkan Krisis jika Penuhi Permintaan Investasi AS

23 Sep 2025, 01:42 WIBBusiness