Lebih Takut Uang Habis daripada Mati? Ini yang Harus Dilakukan

- 66 persen milenial lebih takut kehabisan uang daripada menghadapi kematian
- Menunda manfaat jaminan sosial dan diversifikasi investasi adalah strategi untuk memastikan ketersediaan dana pensiun
- Disiplin anggaran, tabungan agresif, dan strategi pajak juga diperlukan untuk memaksimalkan tabungan pensiun
Jakarta, IDN Times - Sebuah studi dari Allianz Center for the Future of Retirement mengungkap 66 persen milenial lebih takut kehabisan uang dibandingkan menghadapi kematian. Ketakutan serupa juga dirasakan oleh 70 persen generasi X dan 61 persen baby boomer.
Survei tersebut mencatat inflasi tinggi, beban pajak, manfaat Jaminan Sosial yang dianggap kurang memadai, serta volatilitas pasar sebagai faktor utama yang memicu kekhawatiran keuangan jangka panjang.
Dilansir dari Investopedia, sejumlah strategi disarankan untuk membantu memastikan ketersediaan dana saat pensiun!
1. Menunda manfaat jaminan sosial bisa tingkatkan pendapatan pensiun

Salah satu strategi yang direkomendasikan untuk memperkuat kondisi finansial saat pensiun adalah menunda penerimaan manfaat Jaminan Sosial.
Pendiri Stash Wealth, Priya Malani menjelaskan menunda klaim hingga usia 70 tahun dapat meningkatkan manfaat hingga delapan persen per tahun setelah melewati usia pensiun penuh, yakni 67 tahun untuk sebagian besar orang.
"Manfaat Anda akan disesuaikan setiap tahun mengikuti inflasi melalui COLA (penyesuaian biaya hidup), yang membantu menjaga daya beli Anda dari waktu ke waktu," ujarnya.
2. Diversifikasi investasi jadi kunci ketahanan dana pensiun

Investasi di pasar saham menjadi salah satu langkah awal yang disarankan kepada milenial untuk memanfaatkan efek bunga majemuk dalam jangka panjang.
"Bagi siapa pun yang takut kehabisan uang, hal paling kuat yang bisa dilakukan adalah fokus pada tingkat tabungan pribadi dan menginvestasikan sebagian besar tabungan ke aset pertumbuhan jangka panjang," kata perencana keuangan tersertifikasi sekaligus pendiri Beyond Your Hammock, Eric Roberge.
Selain itu, diversifikasi portofolio juga dianggap krusial untuk menjaga stabilitas tujuan investasi, termasuk pensiun.
"Dengan menyebar dana ke berbagai kelas aset, industri, dan bahkan wilayah dunia yang berbeda, Anda tidak menaruh semua telur dalam satu keranjang. Jadi saat satu sektor pasar menurun, sektor lain bisa membantu meredam dampaknya," ujar Malani.
3. Disiplin anggaran dan tabungan jadi fondasi finansial

Pengelolaan anggaran yang disiplin menjadi langkah penting dalam menjaga kestabilan keuangan jangka panjang. Roberge menekankan pentingnya menyusun anggaran yang mencakup alokasi untuk dana darurat dan tabungan pensiun.
Dia menyarankan agar setiap orang memiliki cadangan kas yang mudah diakses serta menjaga pengeluaran tetap jauh di bawah batas kemampuan finansial. Untuk memperkuat kesiapan menghadapi masa pensiun, Roberge juga menganjurkan agar masyarakat menabung secara agresif.
"Tabung lebih dari yang Anda kira dibutuhkan. Investasikan 20 hingga 25 persen dari penghasilan bruto Anda untuk mencapai tujuan finansial jangka panjang seperti pensiun," kata Roberge.
4. Strategi pajak bisa memaksimalkan tabungan pensiun

Pemanfaatan instrumen keuangan berbasis pajak turut direkomendasikan untuk memperkuat tabungan pensiun, khususnya bagi milenial. Priya Malani menyebut Roth IRA sebagai salah satu pilihan yang efektif dalam membangun kekayaan jangka panjang bebas pajak.
Melalui skema Roth, pajak dibayarkan di awal saat dana disetor, namun pertumbuhan dan penarikan dana saat pensiun tidak dikenakan pajak.
"Dengan Roth, Anda membayar pajak sekarang, uang Anda tumbuh bebas pajak, dan bisa ditarik tanpa pajak saat pensiun. Itu keuntungan besar, terutama mengingat tingkat pajak di masa depan masih tidak pasti," ujar Priya.