Luhut Cerita Awal Mula Tangani Proyek Whoosh: Saya Terima Sudah Busuk

- Proyek Whoosh Jakarta-Bandung awalnya bermasalah. Luhut menerima proyek dalam kondisi 'busuk' dan perlu dilakukan perbaikan serta audit bersama BPKP.
- Pemerintah telah menyiapkan studi awal untuk memperpanjang jalur Whoosh hingga Surabaya, dengan tujuan menghubungkan Pulau Jawa menjadi "kota pulau".
- Pemerintah ingin meminimalkan biaya pembangunan dengan menghindari pembuatan banyak tunnel dan pembebasan tanah yang mahal.
Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh dulu diserahkan kepadanya dalam kondisi 'busuk' alias bermasalah.
Dia menyebut proyek tersebut tidak dalam keadaan baik ketika mulai ditangani, sehingga perlu dilakukan perbaikan dan audit bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
"Saya yang dari awal mengerjakan itu, karena saya nerima sudah busuk itu barang. Kemudian kita coba perbaikin, kita audit, BPKP," kata Luhut dalam agenda "1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta, Kamis (16/10/2025).
1. Sudah disiapkan kajian hingga jalur Surabaya

Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) itu menjelaskan pemerintah telah menyiapkan studi awal (preliminary study) untuk memperpanjang jalur Whoosh hingga Surabaya.
Menurutnya, Pulau Jawa akan berkembang menjadi kawasan yang saling terhubung layaknya “kota pulau”, sehingga dibutuhkan sistem transportasi cepat yang menjangkau seluruh wilayah, termasuk hingga Surabaya.
"Karena study juga, saya selalu basisnya study. Jawa ini akan menjadi kota pulau. Jadi transportasi itu harus dibutuhkan sampai ke Surabaya," ujarnya.
2. Belajar dari proyek Whoosh Jakarta-Bandung

Luhut menegaskan pengalaman pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung menjadi pembelajaran penting untuk perluasan ke Surabaya. Pemerintah ingin meminimalkan biaya pembangunannya.
"Dan kita sudah tahu juga, mengalami pelajaran daripada Jakarta-Bandung, kita jangan bikin banyak tunnel, karena tunnel yang mahal. Kita juga jangan banyak pembebasan tanah," paparnya.
3. Rute baru dirancang melintasi sejumlah kota

Dalam kajian, jalur kereta cepat dirancang melintasi sejumlah daerah. Rute dimulai dari Bandung, kemudian terhubung ke Kertajati, Purwokerto, dilanjutkan ke Cilacap, Solo, hingga berakhir di Surabaya.
"Nah kita sudah bikin waktu itu studinya, dari Bandung masuk tadi ke Kertajati, Kertajati ke Purwokerto, terus Cilacap, Cilacap terus kemudian Solo, Solo terus ke Surabaya," tambahnya.