Luhut Dijenguk Utusan Joe Biden di Singapura, Bahas Apa?

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan melakukan serangkaian pembicaraan dengan pejabat Amerika Serikat (AS), Singapura dan China.
Luhut membahas perkuatan kerja sama investasi dengan pejabat ketiga negara tersebut secara terpisah, di sela-sela pemulihan yang dijalaninya di Singapura usai jatuh sakit.
Terbaru, Luhut bertemu dengan Special US Presidential Envoy for Climate, John Kerry yang menjenguknya di Singapura. Dia juga berkomunikasi via telepon dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) China, Wang Yi dan Perdana Menteri (PM) Singapura, Lee Hsien Loong.
1. Luhut bahas potensi penangkapan dan penyimpanan karbon dengan AS
Dalam pertemuan dengan John Kerry yang merupakan Utusan Khusus Presiden AS Joe Biden untuk Iklim, Luhut membahas potensi besar Indonesia dalam pemanfaatan Penangkapan dan Penyimpanan Karbon (Carbon Capture Storage/CCS) di depleted reservoir dan saline aquifer.
Luhut mengatakan, terdapat potensi hingga 400 giga ton CCS di Indonesia dan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi emisi di sektor migas dan sektor lainnya.
Luhut berharap bisa melakukan diskusi lebih lanjut dan meminta John Kerry dapat menghubungi White House Senior Advisor to the President for Energy and Investment, Amos Hochstein, untuk membahas kerja sama di bidang mineral kritis.
“Inisiatif ini dapat menghasilkan dana miliaran dolar yang akan sangat bermanfaat bagi rakyat Indonesia, serta membantu memacu perkembangan teknologi negara kita, sejalan dengan komitmen kita terhadap lingkungan dan pembangunan berkelanjutan,” kata Luhut dalam keterangannya, Sabtu (11/11/2023).
Luhut juga berterima kasih kepada AS atas pembebasan dana Pertamina sebesar 300 juta dolar AS yang sempat mengendap di Venezuela.
“Kita sebelumnya mengalami kendala karena permasalahan antara Amerika dan Venezuela, yang menyebabkan dana Pertamina tertahan selama hampir 3-4 tahun, dan Amerika telah membantu menyelesaikan hal tersebut,” ujar Luhut.
Menurutnya, bantuan tersebut menandakan hubungan baik dan kepercayaan yang kuat antara Indonesia dan Amerika, yang membuka jalan untuk kerja sama lebih lanjut di masa depan.