Anggaran BNPB mengalami pemotongan yang signifikan dari Rp7,143 triliun pada 2021 menjadi Rp491,0 miliar pada 2026.
Basarnas juga mengalami penurunan anggaran dari Rp1,863 triliun pada 2024 menjadi Rp1,409 triliun pada 2026.
Alokasi dana untuk BMKG naik tipis dari Rp2,506 triliun di 2025 menjadi Rp2,675 triliun di 2026.
Jakarta, IDN Times - Data belanja pemerintah menunjukkan adanya penurunan besar dalam alokasi anggaran penanggulangan bencana untuk periode 2025 dan 2026.
Penurunan terlihat jelas pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas). Berikut rinciannya!
Mengutip Buku II Nota Keuangan dan RAPBN Tahun Anggaran 2026, BNPB, sebagai koordinator utama penanganan bencana, menghadapi pemotongan anggaran yang sangat besar.
Total belanja BNPB pada 2021 mencapai Rp7,143 triliun. Angka tersebut turun menjadi Rp4,916 triliun pada 2024.
Proyeksi anggaran 2025 (outlook) hanya sebesar Rp2.014,4 miliar. Usulan anggaran tahun 2026 (RAPBN) berada di titik terendah, yaitu Rp491,0 miliar.
Basarnas, badan yang bertugas melaksanakan operasi pencarian dan pertolongan, menunjukkan alokasi dana yang tidak tetap.
Total anggaran tertinggi Basarnas tercatat pada 2024 sebesar Rp1,863 triliun. Anggarannya kemudian turun menjadi Rp1,209 triliun pada 2025, sebelum naik sedikit menjadi Rp1,409 triliun pada 2026.
Khusus untuk program pencarian dan pertolongan, dananya berkurang dari Rp995,5 miliar pada 2024 menjadi Rp410,7 miliar pada 2025 dan Rp564,7 miliar pada 2026.
Alokasi dana untuk Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sempat meningkat dalam lima beberapa tahun terakhir. BMKG memegang peran penting dalam memberikan peringatan dini bencana.
Total anggaran BMKG meningkat dari Rp2,462 triliun pada 2021 menjadi puncaknya Rp3,114 triliun pada 2024. Namun, anggarannya mengecil menjadi Rp2,506 triliun di 2025, naik tipis menjadi Rp2,675 triliun pada 2026.