Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mau Borong Kedelai-Gandum AS, RI Bakal Dibanjiri Produk Impor?

Ilustrasi impor. (Dok. Kemenkeu)
Ilustrasi impor. (Dok. Kemenkeu)
Intinya sih...
  • RI alihkan impor dari negara lain ke AS
  • Pembelian produk AS tetap sesuai kebutuhan pengusaha
  • Bukan pemerintah yang beli

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Indonesia akan meningkatkan impor barang dari Amerika Serikat (AS) senilai 34 miliar dolar AS atau sekitar Rp550,8 triliun. Impor yang akan ditingkatkan mulai dari produk pertanian seperti kedelai, gandum, dan kapas; produk energi seperti LPG dan minyak mentah; hingga pesawat Boeing.

Peningkatan impor adalah upaya negosiasi Indonesia agar Presiden AS, Donald Trump memangkas tarif resiprokal dari rancangan awal 32 persen.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memastikan tak akan ada peningkatan volume impor dari produk-produk tersebut.

"Jadi tidak ada perubahan terkait jumlah barang yang kita impor," kata Airlangga di kantornya, Jakarta, Senin (21/7/2025).

1. RI alihkan impor dari negara lain ke AS

Ilustrasi impor (Dok Bea Cukai)
Ilustrasi impor (Dok Bea Cukai)

Maksudnya, secara keseluruhan, impor produk-produk di atas dilakukan dengan volume yang sama, seperti yang telah dilakukan selama ini. Hanya saja, negara asal impornya dialihkan, dari semula negara lain, selanjutnya dimayoritaskan dari AS.

"Terkait dengan pembelian produk AS sebetulnya pembelian ini kita sudah lakukan, tetapi ada reorientasi negara. Jadi energi kita (sebelumnya) beli dari berbagai negara, namun kita akan konsentrasikan juga sebagian ke AS," tutur Airlangga.

2. Pembelian produk AS tetap sesuai kebutuhan pengusaha

ilustrasi impor (dok.istimewa)
ilustrasi impor (dok.istimewa)

Peningkatan impor produk dari AS itu diwujudkan Indonesia dengan memboyong sejumlah pelaku usaha dalam negeri meneken komitmen dengan perusahaan di AS.

Airlangga mengatakan, untuk Garuda Indonesia saja, kesepakatan pembelian 50 unit pesawat Boeing dilakukan secara business to business (b to b), yang artinya harus disepakati kedua perusahaan yang terlibat dalam transaksi.

"Pesawat Garuda itu sedang dalam proses negosiasi business to business antara Boeing dengan Garuda. Jadi nanti teknisnya nanti kita tunggu perkembangan selanjutnya," ucap Airlangga.

Sebelumnya, Sekretaris Menteri Perekonomian, Susiwijono Moegiarso mengatakan, pembelian produk dari AS pun tetap disesuaikan kebutuhan.

3. Bukan pemerintah yang beli

IMG_5557.jpeg
Konferensi pers tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, Senin (21/7/2025). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Dia memastikan, produk yang ditingkatkan impornya seperti yang disebutkan di atas akan dibeli oleh perusahaan asal Indonesia, dan pembelian dilakukan sesuai kebutuhan.

"Jangan dikira ngapain pemerintah gara-gara mau (tarif) 0 persen berkorban 4,5 miliar dolar AS beli produk pertanian tambahan. Nggak beli tambahan, ini kita ngajak teman-teman bisnis, asosiasi 'eh butuh gandum berapa? Butuh kedelai berapa? Bisa nggak yang 1 juta diambilkan dari AS?' Dan bisa, harganya juga masuk," tutur Susiwijono.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us