Sentra Gerai UMKM Rumah Menapo di Desa Muaro Jambi (dok. pribadi/Mukhtar Hadi)
Secara geografis, Kompleks Candi Muaro Jambi membentang di tepian Sungai Batanghari sepanjang 7,5 kilometer. Tepi Sungai Batanghari yang merupakan pusat kehidupan membuat wisata ini dikelilingi pemukiman dan perkebunan warga. Berdasarkan data statistik Kantor Desa Muara Jambi tahun 2017, Desa Muaro Jambi dihuni oleh 2.561 jiwa dengan berbagai usia dan pekerjaan.
Potensi yang dimiliki Kompleks Candi Muaro Jambi mendorong masyarakat setempat untuk membentuk sebuah wadah bernama Balai Kreasi Pemuda Candi Muaro Jambi (BKPCMJ) pada 2007 silam. BKPCMJ berisi sekelompok pemuda asli desa yang memiliki semangat gotong royong untuk memajukan Candi Muaro Jambi dan memaksimalkan keberadaannya agar dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Pada awalnya, BKPCMJ fokus pada kegiatan sektor budaya berupa event dan pertunjukan, seperti panggung solidaritas dan seni Tari Topeng.
“Ke sininya kita ingin lebih memahami kawasan ini, seperti apa kawasan Candi Muaro Jambi ini yang dahulunya di dalam sejarah sebagai pusat pendidikan. Kita ingin mengembalikan marwahnya itu,” ungkap Mukhtar Hadi, penggerak masyarakat Kompleks Candi Muaro Jambi.
Berdasarkan sejarah, Situs Candi Muaro Jambi diyakini sebagai pusat pengembangan agama Buddha di masa Kerajaan Sriwijaya. Ini juga merupakan sebuah potensi untuk diimplementasikan di bidang ilmu pengetahuan, sosial, budaya, dan pariwisata itu sendiri.
Untuk mencapai tujuan ini, akhirnya dibentuk unit usaha bernama Rumah Menapo yang terbagi menjadi dua bidang, yaitu kedai kopi dan sentra UMKM oleh-oleh khas Candi Muaro Jambi yang pelaksanaannya melibatkan masyarakat desa. Misalnya, kaum perempuan memproduksi kerajinan tangan berbentuk anyaman, sedangkan para pemuda berkreasi membuat miniatur candi dan rumah adat Jambi. Semua karya ini dipajang di Sentra Gerai UMKM Rumah Menapo.
Di sisi lain, BKPCMJ terus memotivasi masyarakat melakukan inovasi demi mendongkrak perekonomian dengan memanfaatkan potensi wisata Candi Muaro Jambi. Hasilnya, masyarakat perlahan mulai berpartisipasi dalam kegiatan pariwisata, seperti menjadi tour guide, membuka home stay, penyewaan sepeda, hingga jasa fotografi.
Pengembangan fasilitas di Kawasan Candi Muaro Jambi terbukti memberikan peningkatan jumlah pengunjung setiap tahunnya. Berdasarkan catatan Badan Pelestarian Cagar Budaya Jambi, pada 2017, Candi Muaro Jambi menerima kunjungan 108.350 wisatawan lokal dan 327 wisatawan mancanegara. Selanjutnya pada 2018, jumlah pengunjung meningkat sebanyak 117.073 wisatawan lokal dan 935 wisatawan mancanegara.