Jakarta, IDN Times - Burberry, rumah mode mewah asal Inggris, mengumumkan rencana pemangkasan sekitar 1.700 pekerja secara global dalam dua tahun ke depan. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi efisiensi untuk mengatasi tekanan ekonomi dan memperkuat fondasi keuangan. Pengumuman ini bersamaan dengan laporan keuangan tahunan yang menunjukkan hasil di atas perkiraan analis.
Meski pendapatan tahunan turun 17 persen, Burberry mencatatkan kerugian operasional hanya sebesar 3 juta poundsterling (Rp66,2 juta), lebih kecil dari prediksi kerugian sebesar 7 juta poundsterling (Rp154,6 juta). Kinerja ini didukung oleh penjualan kuartal keempat yang lebih baik dari perkiraan, terutama pada kategori mantel dan syal. Hasil ini menunjukkan dampak awal dari langkah strategis yang mulai dijalankan sejak akhir 2024.
CEO Burberry, Joshua Schulman, menyatakan bahwa perusahaan kini fokus pada pertumbuhan berkelanjutan dengan tetap menjaga kualitas dan nilai merek. Strategi pemulihan ini bertujuan menyesuaikan operasional dengan dinamika pasar global tanpa mengorbankan pengalaman pelanggan.