Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
PRUI Bincang Karya#21-87.jpeg
Ketua Dewan Pengawas Indonesia Business Council (IBC), Arsjad Rasjid dalam talkshow Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025. (dok. SRC)

Intinya sih...

  • PT Kewirausahaan Sosial (PTKS) atau social enterprise adalah salah satu jenis usaha legal di Indonesia.

  • PTKS adalah bentuk bisnis yang bertujuan menciptakan perubahan sosial tanpa melupakan profit.

  • IBC mendorong lebih banyak perusahaan, termasuk UMKM menerapkan social enterprise.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah telah menyediakan payung hukum PT Kewirausahaan Sosial (PTKS) atau Social Enterprise untuk pebisnis yang tujuannya menciptakan perubahan sosial.

Ketua Dewan Pengawas Indonesia Business Council (IBC), Arsjad Rasjid mengatakan, PTKS sangat dekat dengan nilai-nilai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Model bisnis itu mengutamakan perubahan di masyarakat, tapi juga tak melupakan keuntungan atau profit.

"Kewirausahaan sosial adalah cara berbisnis yang menggabungkan ketajaman dalam melihat peluang dengan ketulusan untuk menyelesaikan masalah sosial yang ada," kata Arsjad, dikutip Rabu, (10/9/2025).

1. Jadi sarana ciptakan perubahan untuk masyarakat Indonesia

Ilustrasi UMKM. (IDN Times/Aditya Pratama)

Arsjad mendorong agar semakin banyak perusahaan, termasuk pengusaha UMKM, untuk menerapkan kewirausahaan sosial atau social entrepreneurship. Dengan cara itu, keuntungan bisnis dapat menjadi sarana menciptakan perubahan sosial.

Arsjad menyampaikan hal itu ketika menjadi pembicara pada sesi Bincang Karya bertajuk Bisnis Bukan Tujuan, Tapi Jalan untuk Membawa Perubahan. Sesi itu merupakan bagian dari Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025. 

Adapun, Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025 merupakan platform kolaboratif tahunan yang bertujuan memperkuat ekonomi kerakyatan yang digelar PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna). Acara itu diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia dan HUT ke-112 tahun Sampoerna.

2. Contoh PTKS di Indonesia

Ilustrasi UMKM. (IDN Times/Aditya Pratama)

Salah satu contoh PTKS di Indonesia adalah Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang membangun ribuan sekolah, yang dikelola secara profesional, serta berdampak bagi banyak orang.

Lalu, ada juga UMKM Du Anyam asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memasarkan kerajinan anyaman dari bambu. Produk Du Anyam tidak hanya memperkuat eksistensi produk Indonesia di pasar global, tetapi juga membantu ekonomi ibu-ibu pengrajin anyaman.

"Bayangkan setiap produk yang dijual tidak hanya memberikan cuan tapi juga memperkuat kesejahteraan petani, ibu rumah tangga dan anak-anak. Inilah wajah baru dunia usaha Indonesia, bukan hanya bertahan tapi juga berdampak sosial," tutur Arsjad. 

3. Tips sukses menjalankan PTKS

Ilustrasi UMKM. (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut Arsjad, Indonesia punya modal besar untuk menerapkan kewirausahaan sosial. Pasalnya, Indonesia memiliki semangat gotong-royong yang merupakan salah satu nilai yang dihidupi sehari-hari karena merupakan bagian dari ekonomi Pancasila. 

Untuk sampai ke tahap itu, kata Arsjad, pengusaha perlu menerapkan memiliki nilai BAIK atau akronim dari berani, anamah, inisiatif dan konsisten.

Berani merujuk pada semangat untuk mencoba. Selanjutnya, amanah berarti menjalankan bisnis dengan penuh integritas. Dari pengalamannya sebagai pengusaha, lanjut Arsjad, kepercayaan adalah suatu aset yang sangat berharga.

Berikutnya, inisiatif yang merujuk pada sikap tidak menunggu untuk disuruh. Sebaliknya, terus bergerak dan berkembang. Menurutnya, setiap langkah kecil jika dilakukan dengan konsisten akan menjadi besar.

"Terakhir konsisten karena apapun idenya, sehebat apa pun ide, tanpa eksekusi yang konsisten, hal itu hanya menjadi wacana," tutur Arsjad.

Editorial Team