Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_4516.jpeg
Pengerjaan konstruksi proyek perpanjangan monorail di Osaka, Jepang. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Intinya sih...

  • Jalur Osaka Monorail diperpanjang 8,9 kilometer (km) yang akan menghubungkan Kadoma City dan Uryudo.

  • Proyek perpanjangan monorail ditargetkan rampung pada 2033, dengan biaya hingga 140 miliar yen Jepang atau sekitar Rp15,15 triliun.

  • Di proyek itu, ada dua pekerja dari Sumatra Utara, Indonesia, yakni Leonardo Luhur Simatupang dan Jubenri Gultom.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Osaka, IDN Times - Pemerintah Prefektur Osaka tengah membangun perpanjangan jalur monorail sepanjang 8,9 kilometer (km).

Jalur perpanjangan itu akan menghubungkan Kadoma City dan Uryudo. Saat ini, monorail yang telah beroperasi sepanjang 28 kilometer (km), yang menghubungkan Bandara Internasional Osaka Itami dengan Kadoma City dan Saito-nishi. Jumlah pengguna Osaka Monorail yang sudah beroperasi sekitar 53 ribu orang per hari.

Direktur Traffic Planning Division/Traffic Strategy Office, Department of Urban and Public Works, Osaka Prefectural Government, ETO Ryosuke, mengatakan, monorail dibangun untuk memenuhi kebutuhan transportasi umum di lingkar luar Osaka.

"Jadi, bagaimana membuat transportasi baru dengan menggunakan area jalan yang sudah ada, alternatifnya adalah monorail," kata ETO di kantor Pemerintah Prefektur Osaka, dikutip Minggu (16/11/2025).

1. Kemacetan di lingkar luar Osaka harus segera diatasi

Pengerjaan konstruksi proyek perpanjangan monorail di Osaka, Jepang. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

ETO mengatakan, kemacetan yang terjadi di lingkar luar Osaka harus segera diatasi. Dengan berbagai pertimbangan, Pemerintah Prefektur Osaka memilih monorail karena bisa dibangun tanpa memakan lahan yang banyak.

"Jadi bagaimana membuat transportasi baru dengan menggunakan area jalan yang sudah ada, alternatifnya adalah monorail. Memang monorail tidak bisa mengangkut orang banyak, tapi dengan cara seperti itu paling tidak bisa mengurangi kemacetan dan mengurangi pengguna kendaraan pribadi," ujar ETO.

2. Ditargetkan rampung pada 2033

Engineer Departmen Transportation Strategy Office, Kamatsuka. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Engineer Departmen Transportation Strategy Office, Kamatsuka, mengatakan proyek perpanjangan monorail itu telah mencapai 30 persen. Targetnya, pembangunan depo bisa selesai pada 2028, dan secara keseluruhan proyek di 2030.

Kamatsuka mengatakan, proyek itu memakan biaya hingga 140 miliar yen atau sekitar Rp15,15 triliun (kurs Rp108,27 per yen Jepang).

"Sumber dana untuk pembangunan proyek perpanjangan Osaka Monorail ini 50 persen dari pemerintah pusat, dan sisanya dari Pemerintah Prefektur Osaka," tutur Kamatsuka.

3. Ada pekerja dari Indonesia di proyek Osaka Monorail

Leonardo Luhur Simatupang (kiri) dan Jubenri Gultom (kanan), pekerja dari Indonesia di proyek perpanjangan Osaka Monorail. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Fakta menarik di proyek ini, ada dua orang pekerja asal Sumatra Utara (Sumut), Indonesia, yakni Leonardo Luhur Simatupang (21) dan Jubenri Gultom (23).

Leo mengatakan, keduanya berangkat ke Osaka pada Januari 2025, dan mengikuti pelatihan selama tiga bulan. Keduanya baru mulai bekerja di proyek tersebut pada Maret 2025.

"Kami dibilang sebagai pekerja sipil. Kami sebenarnya enggak tahu kerja bagian apa, tapi yang tertulis di situ pekerjaan penggalian. Dan ternyata terkejut juga, ini rupanya proyek besar di Jepang, apalagi transportasi," tutur Leo.

Sementara itu, Gultom mengatakan, selama delapan bulan bekerja di proyek Osaka Monorail, merasakan budaya kerja yang disiplin dan ketat dalam hal keamanan.

"Peraturannya ketat di sini, disiplin, dan semua harus selalu ditaati. Kecelakaannya minim, karena peraturannya ketat," ujar Gultom.

Leo menyatakan, untuk bekerja di proyek itu, kualifikasi yang harus dipenuhi adalah kemampuan berbahasa Jepang. Keduanya sudah lulus tingkatan menengah alias N3.

"Jadi sebelum wawancara belum dapat apa-apa. Sampai sini belajar lagi, dapat sertifikat, dan lulus," ujar Leo.

Editorial Team