Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang. (IDN Times/Khusnul Hasana)
Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang. (IDN Times/Khusnul Hasana)

Intinya sih...

  • Adopsi teknologi digital harus dipercepat: Indonesia perlu menciptakan ekosistem inovasi yang mendukung adopsi teknologi digital

  • Kemenperin terapkan transofrmasi industri 4,0 di sektor manufaktur:Kementerian Perindustrian terus mengakselerasi penerapan transformasi industri 4.0 di sektor manufaktur

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan agar pelaku industri menerapkan teknologi digital untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan langkah strategis untuk mempercepat terbentuknya ekosistem transformasi digital agar industri manufaktur semakin inovatif dan berdaya saing global.

“Indonesia sebagai negara besar dan kaya sumber daya alam belum dapat mengadopsi dan menerapkan inovasi secara maksimal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," ungkap Agus Gumiwang dalam keterangan tertulis, Rabu (1/10/2025).

1. Adopsi teknologi digital harus dipercepat

Ilustrasi melakukan riset pasar (freepik.com/freepik)

Ia menjelaskan, terdapat enam indikator yang menunjukkan perbaikan kondisi Indonesia dalam jangka pendek, yaitu peningkatan publikasi ilmiah, investasi di bidang penelitian dan pengembangan (R&D), jumlah paten internasional, konektivitas digital, penggunaan robot, serta produktivitas tenaga kerja.

Untuk memperkuat sektor industri manufaktur, Indonesia perlu menciptakan ekosistem inovasi yang mendukung percepatan adopsi teknologi digital. Dalam hal ini, riset ilmiah yang dikembangkan harus sejalan dengan kebutuhan dan inisiatif terbaru dari pelaku industri.

Pada kesempatan tersebut, Agus Gumiwang memberikan penghargaan kepada sejumlah pelaku industri yang dinilai berhasil melakukan inovasi di bidangnya. Salah satunya, PT Dexa Medica, yang menerima penghargaan dalam kategori Hasil Evaluasi Rintisan Teknologi dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Penghargaan tersebut diberikan atas keberhasilan produk Inlacin, yakni Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) antidiabetes, sebagai inovasi berbasis bukti klinis yang diakui di tingkat global.

2. Kemenperin terapkan transofrmasi industri 4,0 di sektor manufaktur

ilustrasi menguasai teknologi digital (pexels.com/Pixabay)

Kementerian Perindustrian terus mengakselerasi penerapan transformasi industri 4.0 di sektor manufaktur agar industri nasional dapat semakin produktif dan berdaya saing. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu upaya yang dilakukan Badan Standarisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, yaitu kembali menyelenggarakan Penghargaan Rintisan Teknologi Industri (Rintek).

Sejak 2006 sampai saat ini, sebanyak 89 perusahaan telah menerima Penghargaan Rintek atas inovasinya, dengan total 136 teknologi yang dihasilkan. Penghargaan ini menjadi bukti industri nasional mampu berinovasi dan berdaya saing di tengah perkembangan teknologi global.

3. Industri harus terus mendorong inovasi

PT Dexa Medica, yang menerima penghargaan dalam kategori Hasil Evaluasi Rintisan Teknologi dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin). (Dok/Istimewa).

Business Development and Scientific Affairs Director PT Dexa Medica, Raymond Tjandrawinata mengatakan, industri perlu terus mendorong inovasi melalui penelitian agar produk yang dihasilkan dapat berkembang secara berkelanjutan dan mampu menembus pasar global.

“Melalui kerja keras mereka dalam merintis teknologi, melakukan penelitian, serta memvalidasi hasil-hasilnya, akhirnya mendapat apresiasi dari pemerintah. Ini menjadi peluang besar bagi Dexa Medica untuk tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga di pasar internasional,” ujar Raymond.

Penghargaan Rintisan Teknologi Industri (Rintek) 2025 diberikan kepada 15 perusahaan dari lima kategori, yaitu hasil evaluasi rintisan teknologi, inovasi rintisan, teknologi produk industri manufaktur, teknologi proses industri manufaktur, serta teknologi jasa industri.

Editorial Team