Mentan Harap Anggaran Tambahan Bulog Bisa Cair dalam Waktu Dekat

- Mentan berharap tambahan anggaran Rp16,6 triliun untuk Bulog bisa cair dalam waktu dekat.
- Tambahan anggaran diberikan untuk menyerap Gabah Kering Petani (GKP) sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp6.500/kg.
- Kolaborasi strategi utama untuk mempercepat penyerapan GKP petani dengan HPP Rp6.500, termasuk penyiapan gudang.
Jakarta, IDN Times - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman berharap tambahan anggaran langsung Rp16,6 triliun buat Bulog bisa cair dalam waktu dekat.
Tambahan anggaran itu sendiri diberikan pemerintah buat Bulog untuk menyerap Gabah Kering Petani (GKP) sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah atau HPP Rp6.500/kilogram.
"Saya ulangi, Bapak Presiden RI Prabowo Subianto menyiapkan anggaran langsung tambahan Rp16,6 triliun. Ini InshaAllah dicairkan dalam waktu singkat, bisa saja pekan depan, tapi sudah menjadi keputusan," ujar Amran, dikutip dari ANTARA, Minggu (9/2/2025).
1. Kolaborasi jadi kunci

Secara tidak langsung, tambahan anggaran yang diberikan untuk Bulog juga digunakan untuk memastikan modal dalam menyerap hasil panen petani. Oleh sebab itu, Amran menyebutkan kolaborasi sebagai strategi utama untuk mempercepat penyerapan GKP sesuai dengan HPP.
"Strateginya adalah kita kolaborasi, semua yang terkait. Semua yang terkait, bukan tanggung jawab Bulog saja, tetapi juga termasuk Kementerian Pertanian. Kita kawal dari bawah, penyuluh pertanian lapangan (PPL) di bawah Kementerian Pertanian sekarang," kata dia.
2. Penyiapan gudang

Amran menambahkan, dengan kolaborasi itu maka upaya untuk mempercepat penyerapan GKP petani dengan HPP Rp6.500 diharapkan dapat tercapai.
"Jadi ini InshaAllah tidak terlalu sulit karena yang terpenting adalah kita kolaborasi. Kali ini bergerak bersama, Insyaallah kita bisa capai," ujar Amran.
Di sisi lain, dalam rangka mempercepat penyerapan GKP hasil panen petani dengan HPP Rp6.500 itu juga akan didukung dengan penyiapan gudang.
"Kemudian, kita siapkan gudang," kata Amran.
3. Produksi beras bakal alami peningkatan

Sekadar informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, produksi beras pada Januari, Februari, Maret diproyeksikan naik 50 persen dibanding tahun lalu, dengan total produksi mencapai 8 juta ton.
BPS bahkan memperkirakan produksi hingga April diperkirakan mencapai 13 hingga 14 juta ton, yang berarti terdapat surplus sekitar 4 juta ton dalam periode Januari-April 2025.
Oleh karena itu, Amran menekankan, periode Februari-April merupakan puncak panen yang tidak boleh dilewatkan begitu saja sehingga pemerintah perlu mengambil langkah strategis untuk memastikan serapan gabah berjalan optimal.