Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera China (pixabay.com/SW1994)
ilustrasi bendera China (pixabay.com/SW1994)

Intinya sih...

  • Penerapan sanksi AS menimbulkan efek langsung di China: Perusahaan minyak milik negara China, seperti Sinopec dan PetroChina Co., membatalkan beberapa pembelian minyak Rusia setelah AS melarang operasi bisnis dengan Rosneft PJSC dan Lukoil PJSC.

  • Perusahaan minyak kecil di China cenderung berhati-hati: Perusahaan-perusahaan penyuling minyak kecil di China menahan diri untuk membeli minyak Rusia, karena khawatir terkena sanksi serupa dengan yang dialami Shandong Yulong Petrochemical Co.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Minat pembelian minyak mentah Rusia oleh perusahaan penyuling minyak di China mulai menurun drastis. Hal ini terjadi setelah Amerika Serikat (AS) dan sekutunya memberlakukan sanksi terhadap produsen minyak utama Rusia serta beberapa pelanggannya.

Perusahaan minyak negara besar seperti Sinopec dan PetroChina mengambil sikap menunggu dengan membatalkan beberapa pengiriman minyak Rusia sejak sanksi diumumkan pada akhir Oktober 2025. Kepatuhan pada sanksi ini menggambarkan kekhawatiran para pelaku pasar terhadap risiko terkena sanksi lanjutan dari AS dan negara-negara barat lainnya.

1. Penerapan sanksi AS menimbulkan efek langsung di China

ilustrasi kilang minyak (unsplash.com/mantasos)

Perusahaan minyak milik negara China, seperti Sinopec dan PetroChina Co., membatalkan beberapa pembelian minyak Rusia setelah AS melarang operasi bisnis dengan Rosneft PJSC dan Lukoil PJSC, dua perusahaan minyak terbesar di Rusia. Menurut sejumlah pedagang minyak, tindakan ini dilakukan untuk menghindari risiko terkena sanksi sekunder dari AS.

"Kami melihat adanya ketidakpastian yang besar di pasar akibat sanksi ini," kata seorang pedagang minyak yang enggan disebut namanya, dilansir The Moscow Times.

Selain itu, sanksi tersebut juga membuat harga minyak dunia mengalami fluktuasi. Pada akhir Oktober 2025, harga minyak Brent melonjak lebih dari 7 persen dalam satu pekan akibat gangguan pasokan yang disebabkan oleh ketidakpastian sanksi tersebut.

2. Perusahaan minyak kecil di China cenderung berhati-hati

ilustrasi kilang minyak (pixabay.com/SatyaPrem)

Perusahaan-perusahaan penyuling minyak kecil di China yang dikenal sebagai teapots, menahan diri untuk membeli minyak Rusia, karena khawatir terkena sanksi serupa dengan yang dialami Shandong Yulong Petrochemical Co. Perusahaan tersebut baru-baru ini masuk daftar hitam oleh Inggris dan Uni Eropa atas hubungan bisnis dengan entitas Rusia yang disanksi.

"Perusahaan kecil ini berpotensi menjadi sasaran sanksi, sehingga mereka memilih untuk berhenti sejenak hingga situasi lebih jelas," kata seorang analis minyak, dilansir Yahoo Finance.

Kebijakan ini membuat sebagian besar pembelian minyak Rusia oleh China bergantung pada keputusan perusahaan besar dan dipengaruhi ketat oleh perkembangan kebijakan internasional tentang sanksi.

3. Potensi tekanan terhadap pendapatan minyak Rusia

Ilustrasi minyak mentah. (IDN Times/Arief Rahmat)

Pakar energi internasional menyoroti penurunan permintaan minyak Rusia dari dua pelanggan terbesar, China dan India, akan memberikan tekanan besar terhadap pendapatan minyak Rusia. China hampir menangguhkan seluruh pembelian minyak Rusia yang diangkut melalui laut untuk sementara waktu, termasuk oleh perusahaan milik negara seperti PetroChina, Sinopec, CNOOC, dan Zhenhua Oil.​

Hal ini diperkirakan memaksa Rusia mencari pasar lain dan dapat mendorong naiknya harga minyak global karena berkurangnya pasokan dari Rusia. Sementara itu, China disebut sedang mengakumulasi stok minyak sebagai langkah antisipasi terhadap potensi gangguan di pasar akibat sanksi tersebut.​

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team