Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ekspor Minyak Rusia Anjlok akibat Serangan Drone Ukraina

Ilustrasi perusahaan minyak (unsplash.com/PilMo Kang)
Ilustrasi perusahaan minyak (unsplash.com/PilMo Kang)
Intinya sih...
  • Serangan drone Ukraina menurunkan produksi kilang minyak Rusia hingga 17 persen.
  • Penurunan ekspor diesel dan naphtha berdampak pada pasar utama Rusia, seperti Afrika, Turki, dan Brasil.
  • Rusia mengalihkan minyak mentah untuk diekspor langsung melalui pelabuhan Novorossiysk dan Primorsk.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ekspor produk minyak olahan Rusia mengalami penurunan tajam pada awal September 2025. Penurunan ini dipimpin oleh ekspor diesel dan naphtha yang merosot tajam akibat serangan drone yang mengganggu kapasitas pengilangan minyak di Rusia.

Data terbaru menunjukkan tren penurunan ekspor yang berpotensi menjadi yang terendah dalam hampir satu tahun terakhir. Berdasarkan data dari firma analitik Vortexa Ltd, total ekspor produk minyak olahan Rusia hanya mencapai rata-rata 1,96 juta barel per hari pada tujuh hari pertama bulan September.

Jika tren ini berlanjut, angka tersebut akan menandai penurunan rata-rata bulanan sekitar 10 persen dibanding Agustus 2025, sekaligus menjadi level terendah sejak setahun terakhir.

1. Penurunan ekspor diesel dan naphtha terkait serangan drone

Data dari pasar menunjukkan ekspor diesel dan naphtha Rusia turun drastis setelah serangkaian serangan drone Ukraina yang menargetkan fasilitas pengilangan minyak utama. Serangan tersebut menghantam beberapa kilang penting di wilayah selatan dan tengah Rusia, menjadikan kapasitas pengolahan minyak turun hingga sekitar 1 juta barel per hari atau hampir 17 persen dari total kapasitas nasional.

"Serangan-serangan drone ini menyebabkan gangguan serius yang memaksa beberapa kilang penting untuk menjalani perbaikan yang memakan waktu. Hal ini memangkas produksi dan mengurangi jumlah diesel serta naphtha yang dapat diekspor," kata seorang analis energi dari S&P Global Commodity Insights, dilansir Al Jazeera.

Penurunan ini sangat berpengaruh karena diesel dan naphtha merupakan produk yang banyak diminati oleh konsumen di pasar ekspor utama Rusia, termasuk negara-negara Afrika, Turki, dan Brasil. Pada Agustus 2025, ekspor diesel Rusia melalui pelabuhan utama Primorsk mengalami penurunan 12 persen dibanding bulan sebelumnya.

2. Dampak penurunan pengilangan terhadap ekspor dan pasar minyak global

Di tengah gangguan produksi, Rusia beradaptasi dengan mengalihkan sebagian besar minyak mentahnya untuk diekspor langsung melalui pelabuhan Novorossiysk dan Primorsk. Meskipun ekspor produk olahan menurun, volume pengiriman minyak mentah meningkat hingga mencapai tiga bulan tertinggi, sekitar 3,9 juta barel per hari.

Deputi Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak mengatakan, Rusia saat ini tidak berencana melarang ekspor diesel lebih lanjut dan bahwa produksi lokal masih cukup untuk memenuhi kebutuhan domestik.

"Saat ini, yang lebih penting adalah mengurangi produksi daripada membatasi ekspor, mengingat permintaan domestik meningkat dan kapasitas produksi sedang disesuaikan," kata Novak.

Namun, analis pasar menilai adaptasi ini belum mampu menutupi kekurangan akibat gangguan pengilangan yang terus berlanjut. Konflik di Ukraina dan serangan terfokus pada infrastruktur energi Rusia menjadi penyebab utama ketidakstabilan pasokan ini.

3. Proyeksi dan kondisi pasar energi Rusia ke depan

International Energy Agency (IEA) melaporkan kekhawatiran atas penurunan kapasitas produksi minyak olahan Rusia yang mencapai level terendah selama lima tahun pada Agustus 2025. IEA mencatat sanksi dan serangan terhadap kilang minyak secara signifikan menghambat ekspor produk minyak Rusia.

"Volume ekspor produk minyak olahan telah menurun terus-menerus, menimbulkan pertanyaan serius tentang kemampuan Rusia mempertahankan kapasitas produksinya ke depan," kata pernyataan IEA dalam laporan bulanannya di Paris.

Dengan kapasitas pengilangan yang terbatas, Rusia kemungkinan akan terus meningkatkan ekspor minyak mentah secara langsung sambil menghadapi tantangan besar untuk memenuhi permintaan bahan bakar olahan global.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

Ekspor Minyak Rusia Anjlok akibat Serangan Drone Ukraina

13 Sep 2025, 05:05 WIBBusiness