Kim Il Sung Square, Pyongyang, Korea Utara. (pixabay.com/gfs_mizuta)
Korea utara sudah menggunakan sistem ekonomi komando sejak diduduki oleh Uni Soviet di tahun 1945. Namun semenjak Uni Soviet runtuh, keadaan perekonomian Korea Utara juga menjadi jatuh drastis. Keadaan tersebut menyebabkan bencana kelaparan hebat yang telah menewaskan penduduk sebanyak 1,5 juta jiwa di tahun 1990an.
Tak lama setelah itu, sistem ekonomi Korea Utara telah kembali pulih dan telah dikuasai kembali oleh pihak pemerintah.
Saat itu, hampir seluruh aktivitas pengoperasian Korea Utara dikelola oleh perusahaan pemerintah, di mana para pekerjanya merupakan penduduk Korea Utara sendiri yakni sebagai pegawai negeri.
Hal itu membuat penduduk menjadi bergantung kepada pemerintah. Khususnya mengenai permasalahan makan dan minum, rumah, pekerjaan, hingga kesehatan.
Pengalokasian keuangan Korea Utara saat itu malah disalurkan untuk anggaran pembuatan bom hidrogen dan teknologi nuklir.
Oleh sebab itu, pada saat itu banyak negara-negara yang memutus atau melarang perniagaan dengan Korea Utara. Sehingga membuat Korea Utara kesulitan untuk melakukan perdagangan antarnegara.